Thursday, October 6, 2022

REKAYASA IDE PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

REKAYASA IDE

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 

DAN SUPERVISI PENDIDIKAN



Oleh : Antonius Gultom, S.Pd.,MM

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugrah penyertaannya sehingga Tugas Rekayasa Ide ini dapat penulis selesaikan. Dengan judul Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan HKBP Ditinjau Dari Fasilitas, Sumber Daya Manusia Dana Dan Komitmen Kinerja”. Penulisan Rekayasa Ide ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan.

Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis  dalam menyusun Rekayasa Ide ini, terutama kepada Bapak Dosen mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan : Bpk. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd dan Bpk. Dr. Darwin,ST., M.Pd maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan Rekayasa Ide ini.

Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan Rekayasa Ide ini baik dalam isi yang terlampir maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca sangat dibutuhkan dalam memperbaiki Rekayasa Ide ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.


Medan, November  2018

  

Antonius Gultom


DAFTAR ISI

 

                   KATA PENGANTAR ............................................................. i

                  DAFTAR ISI ...................................................................... ii

                  BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

                 A.   Rasionalisasi Permasalahan .............................................. 1

                 B.   Tujuan Rekayasa Ide ....................................................... 2

                C.   Manfaat Rekayasa Ide ...................................................... 2

                BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ........................................ 3

                A.   Permasalahan Umum ....................................................... 3

               B.   Identifikasi Permasalahan .................................................. 3

               1.   Permasalahan Fasilitas (B1) ............................................... 3

               2.   Permasalahan Sumber Daya Manusia (B2) .............................. 4

               3.   Permasalahan Dana (B3) .................................................. 4

               4.   Permasalahan Komitmen Kinerja (B4) .................................. 5

                        BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN (Analisis)................................ 6

    A.   Solusi Umum Permasalahan ............................................... 6

   B.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan ................................... 6

      1.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Fasilitas (B1)................. 7

      2.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Sumber

           Daya Manusia (B2) ........................................................ 10

      3.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Dana (B3) ................... 11

      4.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Komitmen

           Kinerja (B4) ............................................................... 11

               BAB IV PENUTUP ............................................................. 13

               A.   Kesimpulan ............................................................... 13

              B.   Saran ....................................................................... 14

                                       DAFTAR PUSTAKA    ...........................................................14


BAB I PENDAHULUAN

A.           Rasionalisasi Permasalahan

Sejak 30 tahun terakhir ini, sekolah-sekolah HKBP mengalami kemunduran, terkusus sekolah yang berada di Jln. Gereja Pematangsiantar, baik dari segi kuantitas siswa yang makin lama makin menurun jumlahnya di tiap-tiap sekolah maupun dari segi kualitas pendidikan (siswa, lulusan, SDM) sekolah-sekolah HKBP yang dianggap kualitasnya tidak lagi seperti dahulu. Kemunduran kuantitas itu terlihat nyata sekarang ini sehingga jumlah siswa di setiap sekolah sangat sedikit bahkan ada beberapa sekolah HKBP yang telah tutup, sedangkan kemunduran kualitas terlihat dari lulusannya yang kurang kompetetif, serta sarana-prasarana proses belajar dan sarana praktek yang terbatas, sumber daya manusia yang rendah, dana yang terbatas dan komitmen kinerja guru yang rendah. 

Karena hal ini, perkembangan pendidikan yang dikelola Badan Penyelenggara Pendidikan (BPP) YP HKBP selalu mengalami stagnasi. Hal ini dimulai dari lembaga pendidikan di bawah HKBP semenjak tahun 1980 sudah banyak ditinggalkan. Saat itu, telah mulai banyak sekolah negeri dan swasta yang membuat sekolah di HKBP tidak lagi menjadi pilihan satu-satunya.

Parahnya, sekolah di HKBP tidak mampu mengimbangi keunggulan sekolah yang baru berdiri, padahal HKBP telah berdiri lama dan telah mengasuh ratusan lembaga pendidikan. Namun, tahun 2010 jumlah sekolah dari berbagai tingkatan yang dikelola BPP HKBP hanya 31 sekolah yang tersebar di Pematangsiantar, Tobasa, Taput, Humbang Hasundutan dan Sibolga.

Beberapa fakta yang dihadapi adalah banyak sekolah dalam naungan BPP minus dari segi keuangan. Malah pernah terjadi sekolah yang ada harus disubsidi hingga Rp 300 juta.

Begitupun, BPP HKBP sebagai lembaga resmi yang dihunjuk Kantor Pusat HKBP mengelola lembaga pendidikan yang ada menargetkan mulai tahun 2016 tidak ada lagi sekolah yang minus sehingga tak mampu menggaji guru pengajar malah sudah harus surplus, BPP telah membuat program strategis dalam rangka membina seluruh sekolah. Misalnya, program tersebut antara lain, pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang diselenggarakan HKBP.

Pengadaan sarana sudah dimulai di YP HKBP di Balige berupa perbaikan gedung. Dananya bersumber dari pemberian Ketua BPP, bukan dari HKBP dan bukan pula dari pendapatan sekolah HKBP. Ke depan, dalam rangka pengembangan pendidikan di HKBP, perlu sinergisitas antara lembaga pendidikan dengan HKBP sebagai pemilik. Dicontohkannya, jika pendidikan HKBP mau berkembang maka warga HKBP lah yang pertama sekali memajukannya.

Artinya dulu HKBP dapat melahirkan orang-orang terdidik khususnya di Sumatera Utara. Tapi akhir-akhir ini pendidikan HKBP mengalami penurunan. Maka melalui moment ini HKBP berupaya untuk kembali memulihkan dan meningkatkan mutu pendidikan.

B.           Tujuan Rekayasa Ide

Adapun yang menjadi tujuan penulisan rekayasa ide ini, adalah :

1.     Untuk melahirkan ide atau gagasan/ ide baru/ inovasi/ modifikasi dari hasil rekayasa (re-engineering) beberapa teori yang berkembang tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan secara khusus untuk Pendidikan HKBP .

2.     Untuk melengkapi tugas mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan.

C.           Manfaat Rekayasa Ide

1.     Bagi Penulis

Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide dan sisi kreatif nya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan yang mendekati sempurna.

2.     Bagi Pembaca

Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi masyarakat pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan.


BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A.           Permasalahan Umum

Menurunnya kualitas pendidikan HKBP, sangat jelas terlihat dari sistem penjaminan mutu pendidikan atau supervisi pendidikannya perlu pembenahan yang sangat serius. Pada hal sebelumnya, bahwa pendidikan HKBP telah melahirkan orang-orang terdidik khususnya di Sumatera Utara. Tapi akhir-akhir ini pendidikan HKBP mengalami penurunan. (Tabloid Reformata Edisi 18, September 2004. https://books.google.co.id/books?id=cn14BwAAQBAJ).

 

B.           Identifikasi Permasalahan

1.     Permasalahan Fasilitas (B1)

Minimnya fasilitas yang dimiliki pendidikan YP. HKBP akhir-akhir ini, fasilitas yang ada sudah terlihat kadaluarsa dan sudah banyak menginginkan renovasi dan penggantian. Adapun fasilitas tersebut adalah:

a.     Ruang Kelas

-            Tidak standard

-            Meja/kursi secara umum rusak

-            Tidak memiliki arus berat

-            5 kelas lantai rusak berat

b.     Ruangan guru

-            Tidak Standard

-            Tidak memiliki arus listrik

-            Lemari guru rusak berat

-            Lantai rusak ringan

c.      Ruang Laboratorium IPA dan Bimbingan konseling

-            Tidak Standard

-            Tidak memiliki Arus Listrik

-            Mobiler dan lantai rusak ringan dan berat

d.     Ruang Tata usaha/kepala sekolah

-            Tidak Standard

-            Mobiler rusak berat dan ringan.

e.     Tidak memiliki lab. Komputer/Multimedia

f.      Sistem Audio Memprihatinkan

g.     Kegiatan  Ekstrakurikuler yang tidak dikelolah dengan baik.

h.     Tidak memiliki ciri khas HKBP

i.      Pola etika komunikasi antar guru, antar guru dengan pegawai, guru dengan siswa dan sebaliknya rendah.

j.      Kepedulian Alumni tidak ada.

k.     Tidak memiliki sistem kerja dan target yang jelas.

l.      Kualitas dan kuantitas pembelajaran dan siswa menurun

m.    Tidak memiliki Asrama siswa

n.     Cafetaria tidak standard

2.     Permasalahan Sumber Daya Manusia (B2)

Minimnya sumber daya manusia yang dimiliki YP. HKBP sudah tentu akan memperlambat proses peningkatan mutu pendidikan dan supervisi pendidikan. Adapun permasalahan sumber daya manusia dalam hal ini adalah :

a.     Guru yang ada lebih banyak pegawai negeri, sehingga kurang disiplin.

b.     Rasio jumlah guru/pegawai dengan jumlah siswa tidak seimbang (guru lebih).

c.     Guru lebih banyak yang mengajar lagi di sekolah yang lain, sehingga sangat menggangu jalannya proses belajar-mengajar.

3.     Permasalahan Dana (B3)

Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian juga sekolah. Masalah yang menyengkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan prasarana.

Minimnya dana yang dapat digunakan oleh YP. HKBP sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-cita YP. HKBP menjadi terkendala. Adapun permasalahan dana dalam hal ini adalah :

a.     Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur anggaran rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. sagat rendah. Pada saat ini YP-HKBP sanagat sedikit mendapat dana bantuan dari pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan laboratorium Kimia dan biologi, begitu juga dengan rehabilitas gedung sekolah dan alat peraga serta buku paket sekolah.

b.     Dana dari orangtua siswa, karena jumlah murid yang sedikit sudah tentu pendanaan yang diharapkan dari masyarakat atau iuran komite sedikit.

c.      Dana dari masyarakat, rendahnya akhir-akhir ini kepedulian masyarakat terhadap pendidikan termasuk kepada YP-HKBP sehingga mengakibatkan rendahnya harapan masukan sumbangan sukarela yang dapat diharapkan dari masyarakat. Padahal sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepedulian pendidikan.

d.     Dana dari alumni, bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar) kurang berjalan.

e.     Dana dari peserta kegiatan, dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan  atau kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti: pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya, hal ini kecil karena jarangnya kegiatan seperti ini berlangsung.

f.      Dana dari kegiatan wirausaha sekolah juga hampir tidak berjalan dengan baik, karena baik koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, usaha fotokopi tidak berjalan dengan lancar.

4.     Permasalahan Komitmen Kinerja (B4)

Rendahnya komitmen kinerja guru yang ada di YP. HKBP akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan dan supervisi pendidikan. Adapun masalah komitmen kinerja dalam hal ini : Sebagian guru/pegawai kurang memiliki komitmen, rasa memiliki, apatis, cinta kasih dan profesionalitas.


BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN (Analisis)

A.           Solusi Umum Permasalahan

Untuk memperbaiki hal ini, diperlukan komitmen bersama termasuk pengelola YP-HKBP agar mampu bersaing dengan sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri. Sistem penjaminan mutu pendidikan dan supervisi pendidikan harus dilakukan dengan baik dan benar. Adapun solusi yang penulis tawarkan adalah, menetapkan langkah-langkah sebagai dasar proses supervisi, seperti berikut ini :

 

 

 

 

 

 

 

B.           Solusi dan Pembahasan Permasalahan

Solusi adalah jalan keluar atau jawaban dari suatu masalah (Munif Chatib, 2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan) so·lu·si/ n penyelesaian; pemecahan (masalah dan sebagainya); jalan keluar.

Gambaran tentang rendahnya mutu pendidikan sebelumnya telah di dahului oleh serangkaian studi yang dilakukan oleh Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP) yang dimulai sejak tahun 1969. serangkaian studi ini telah memberikan gambaran tentang keadaan pendidikan di Indonesia pada saat itu, dan telah dijadikan landasan bagi dilaksanakan serangkaian pembaruan pendidikan yang dimulai sejak permulaan tahun 1970-an. (Soedijarto, 2008:43).

Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2002 telah mencanangkan, bahwa pada tahun 2002 dimulai gerakan peningkatan mutu atau mutu pendidikan. Gerakan ini perlu diawali dengan mereformasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan apabila menghendaki pendidikan ini bermutu. Gerakan tersebut memang sudah saatnya dimulai, mengingat mutu pendidikan sekarang masih dalam kondisi yang memprihatinkan, (Departemen Pendidikan Nasional DEPDIKNAS, 2002).

Dalam rangka peningkatan mutu atau mutu pendidikan, telah dilakukan berbagai kegiatan diantaranya adalah:

a.     Pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system study pada umumnya.

b.     Pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman guru sekolah dasar dan sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan tehnik untuk sekolah-sekolah yang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan dalam berbagai bidang study pada pendidikan tinggi.

c.     Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah dasar (SD), TK, dan SLB, laboratorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas dan perlengkapan latihan dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta laboratorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk Perguruan Tinggi.

d.     Penataran guru-guru dan dosen

e.     Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah, (Wasty. Soemanto. F. X. Soeyarno, 2013: 111).

1.     Solusi Dan Pembahasan Permasalahan Fasilitas (B1)

a.     Ruang Kelas.

Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional. Oleh karena itu kelas harus dikelola dengan baik sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Syarat kelas yang baik adalah : (1) rapi, bersih, sehat, tidak lembab; (2) cukup cahaya yang meneranginya; (3) sirkulasi udara cukup; (4) perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi; (5) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang (Ahmad, 2014).

b.     Ruangan guru

Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu baik peserta didik maupun peserta lainnya. oleh karena itu ruangan guru harus layak, termasuk dari segi luasnya, fasilitas yang ada dalam ruangan juga.

c.     Ruang Laboratorium IPA dan Bimbingan konseling

Mengacu pada penyediaan tenaga dengan kemampuan level 6 sesuai Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berbagai usaha yang dilakukan oleh tenaga pengarjar atau pe ngelola pendidik untuk  lebih  meningkatkan  serta  mendukung  proses  belajar  yang  lebih  efektif  dan efisien.  Meskipun  banyak  faktor  yang  menentukan  kualitas  pendidikan  atau  hasil belajar,  salah  satunya  yang  terkait  dengan  pusat  sumber  belajar.  Banyak  berbagai sumber  yang  dapat  dijadikan  sebagai  pusat  sumber  belajar  yang  salah  satunya laboratorium.  Laboratorium  perlu  dilestarikan  serta  dikelola,  karena  berperan  untuk mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan efisien pembelajaran.

Laboratorium BK harus dirancang untuk mendukung pembelajaran yang lebih mengarah pada terbentuknya kompetensi peserta didik. Oleh karenanya, pendidikan konselor yang di terapkan di BK bukan sekedar belajar tentang bimbingan; belajar tentang konseling. Model pembelajaran experiencial learning juga perlu dikembangkan.

d.     Ruang Tata usaha/kepala sekolah

Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan dan ruang tata usaha harus dilengkapi sarana prasarana yang baik. Demikian dengan ruang kepala sekolah merupakan tempat kepala sekolah beristirahat, mengerjakan suatu tugas tentang sekolah menyimpan suatu arsip arsip penting sekolah.

e.     Tidak memiliki lab. Komputer/Multimedia

Lab komputer / multimedia perlu pembangunannya dengan segera, karena bagaimana mungkin siswa dapat belajar dan berpraktek jika lab nya tidak ada.

f.      Sistem Audio Memprihatinkan

Diperlukan penanganan sesegera mungkin.

g.     Kegiatan  Ekstrakurikuler yang tidak dikelolah dengan baik.

Penanganan ekstrakurikuler di sekolah memerlukan keseriusan, ekstra kurikuler yang dilakukan di sekolah jauh lebih baik dibandingkan harus mengikuti ekstra kurikuler di luar sekolah. Keterlibatan semua perangkat stokeholder sekolah sangat dibutuhkan.

h.     Tidak memiliki ciri khas HKBP

Mencibtakan sesuatu yang menjadi ciri khas agar kedepan lebih mudah dikenal oleh masyarakat, dahulu YP HKBP menammatkan siswa dan dapat langsung bekerja dimana-mana dan mempunyai ciri seperti mampu beradaptasi dan menguasai bidangnya dengan baik dan benar.

i.      Pola etika komunikasi antar guru, antar guru dengan pegawai, guru dengan siswa dan sebaliknya rendah.

Perlu menggali dan mengaktifkan komunikasi yang baik antar guru, guru dengan pegawai, guru dengan siswa dan kepada orang lain. Dengan cara membuang sifat kesombongan dan keangkuhan yang melekat selama ini.

j.      Kepedulian Alumni tidak ada.

Membuat sebuah sistem yang dapat menjangkau alumni dimanapun berada, mengajak alumni agar mereka cinta almamater dan peduli tetap terhadap pendidikan dan tempat dimana dulunya dia memperoleh banyak hal terutama pengetahuan.

k.     Tidak memiliki sistem kerja dan target yang jelas.

Membuat sistem kerja yang lebih produktif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.

l.      Kualitas dan kuantitas pembelajaran dan siswa menurun

Memperbanyak belajar dan mempelajari apa yang seharusnya dibutuhkan oleh dunia sekitar saat ini, sehingga apa yang menjadi kualiatas dan kuantitas pembelajaran dapat terwujud dengan baik sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

m.   Tidak memiliki Asrama siswa

Untuk lebih mengobtimalkan cara belajar diperlukan pemanduan yang lebih teratur, ada baiknya asrama saat ini di buat agar siswa lebih fokus dan lebih terarah dan membatasi mereka agar jangan terlibat kepada hal-hal yang merugikan mereka.

n.     Cafetaria tidak standard

Perlu peningkatan, agar apa yang menjadi harapan dapat terwujud sesuai dengan standar yang ada.

2.     Solusi dan Pembahasan Permasalahan Sumber Daya Manusia (B2)

a.     Melakukan perekruran guru yang berkualitas, Universitas HKBP Nommensen juga memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ada baiknya merekrut alumni terbaik dari setiap prodi dan ini akan memampukan YP-HKBP memulihkan citra buruk yang akhir-akhir ini terjadi menjadi YP-HKBP yang berkualitas dan mempunyai daya saing serta menjadi sekolah terbaik di sekitarnya.

b.     Guru yang jumlahnya tidak seberapa atau ada yang merangkap mengajar dengan bukan keahliannya akan sangat mengganggu dan dapat menjadikan cacat dunia pedidikan ke depan, biarlah guru yang prosfesional yang mengajar dan harus cukup dan sesuai ratio yang sebenarnya.

c.     Tidak mengijinkan guru untk mengajar di tempat lain, tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan mereka agar kecintaan mereka tetap dapat dipertahankan.

3.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Dana (B3)

Tanggungjawab pendidikan, adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari sumber pendanaan yang disediakan. Oleh karena itu harus dicarikan solusi yang terbaik untuk mengatasi problema pendanaan pendidikan.

Pendidikan adalah sebuah subsistem yang sekaligus juga merupakan suatu sistem yang kompleks. Gambaran pendidikan sebagai sebuah subsistem adalah kenyataan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang berjalan dengan dipengaruhi oleh berbagai aspek eksternal yang saling terkait satu sama lain. Aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan, bahkan ideologi sangat erat pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, begitupun sebaliknya. Sedangkan pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukan bahwa pendidikan di dalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling mempengaruhi secara internal, sehingga dalam rangkaian input-proses-output pendidikan, berbagai perangkat yang mempengaruhinya tersebut perlu mendapatkan jaminan kualitas yang layak oleh berbagai stakeholder yang terkait. Sebagai salah satu sub-sistem di dalam sistem negara/ pemerintahan, maka keterkaitan pendidikan (yang di dalamnya termasuk pendanaanya) dengan sub-sistem lainnya sangat erat.

Solusi yang penulis tawarkan adalah membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar, pemerhati pendidikan, pengusaha dan juga pemerintah. Dan yang tidak kalah lagi dengan alumni yang telah berhasil.

4.   Solusi dan Pembahasan Permasalahan Komitmen Kinerja (B4)

Komitmen merupakan sebuah janji, bisa jadi janji pada diri sendiri maupun janji kepada orang lain. Komitmen bukan hanya sekedar keluar Dari kata kata saja namun harus tercermin juga dalam tindakan kita sebab komitmen merupakan pengakuan seutuhnya yang berasal dari dalam diri seseorang.

Dan yang dimaksud soft skill Komitmen kepada pekerjaan merupakan suatu janji / sumpah terhadap diri sendiri untuk setia terhadap perusahaan dan pekerjaannya, selalu bekerja keras dan bersungguh sungguh dalam menjalankan segala pekerjaaanya sehingga ia akan merasa bertanggung jawab jika goals dari pekerjaannya tidak tercapai. Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan.

Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negatif. Menurut Mowday dalam Sopiah (2008:155) menyebut komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional.

“Komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan pegawai. Komitmen organisasional adalah identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan anggota anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi”.

Ada beberapa Hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan agar kita menjadi seseorang yang berkomitmen, terutama dalam pekerjaan. Diantaranya :

a.     Bekerja Sesuai kemampuan dan passion. Ini poin yang paling penting untuk menjadi orang yang berkomitmen, banyak sekali orang yang bekerja hanya untuk mencari uang, bukan kenyamanan. Padahal kenyamanan itu yang paling penting.

b.     Bahagia dengan pekerjaan kita. Hal yang paling dasar agar kita menjadi orang yang berkomitmen adalah kita harus bahagia dengan pekerjaan kita, melihat sisi positif dari apa yang kita kerjakan. Sebab ada saatnya kita akan merasakan bosan bahkan merasa tertekan sehingga kita ingin keluar dari pekerjaan kita, oleh karena itu temukan sisi positif dari apa yang kita kerjakan dan berbanggalah ketika kita mencapai suatu pencapaian.

 

BAB IV PENUTUP

A.           Kesimpulan

Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin hari semakin rumit, bertambah banyak dan komplek. Demikian halnya pada YP-HKBP. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai indikator mutu  pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan. 

Rendahnya mutu pendidikan di sekolah YP-HKBP disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: a. fasilitas sekolah  yang masih minim; b. Rendahnya kualitas guru, redahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; c. Rendahnya kesejahteraan guru,  mahalnya biaya pendidikan; d. komitmen kinerja guru masih rendah.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di YP-HKBP dapat ditempuh berbagai model manajemn dan strategi peningkatan mutu antara lain: a. melengkapi fasilitas yang dibutuhkan;  b. menyesuaikan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan; c. mengusahakan peningkatan dana pendidikan dan lebih memfokuskannya; d. komitmen kinerja perlu ditingkatkan bila dimungkinkan menaikkan pendapatan guru.

Strategi peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dilakukan dengan cara: yaitu strategi yang menekankan pada hasil (the output oriented strategy), strategi yang menekankan pada  proses (the process oriented strategy), dan strategi komprehensif (the comprehensive strategy).

Adapun yang paling menonjol menjadi tantangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat  banyak tetapi pada intinya adalah sumber daya pelaku pendidikan di sekolah yang belum memadai, political will dari pemegang kebijakan dan kebijakan pendidikan itu sendiri.

B.           Saran

Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Departemen Pendidikan Nasional DEPDIKNAS (2002)

Djumhur, Moh. Surya. 2005. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.

E. Mulyasa. 2012. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

H. A. R Tilaar. 2010. Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI. Jakarta : Balai Pustaka.

N. A. Ametembun. 2011. Supervisi Pendidikan Penuntun Bagi Para Kepala Sekolah dan Guru-Guru. Bandung :  Cv. Suri.

Piet. A. Sehartian. 2011. Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Suyata. 2008. Perbaikan Mutu Pendidikan Transformasi Sekolah Dan Implikasi Kebijakan. Yogyakarta : IKIP.

Syafaruddin. 2012. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta : Kompas, Op.

Wasty. Soemanto. F. X. Soeyarno. 203. Landasan Historis Pendidikan Islam. Surabaya : Usaha Nasional.

Zamroni. 2010. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta : BIGRAF Publishing.

No comments:

Post a Comment