REKAYASA IDE
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugrah
penyertaannya sehingga Tugas Rekayasa Ide ini dapat penulis selesaikan. Dengan judul ”Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan HKBP Ditinjau Dari Fasilitas, Sumber Daya Manusia Dana Dan Komitmen
Kinerja”. Penulisan Rekayasa Ide ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan.
Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua
pihak yang telah mendukung penulis dalam menyusun Rekayasa Ide ini, terutama kepada Bapak Dosen mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan : Bpk. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd dan Bpk.
Dr. Darwin,ST., M.Pd maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian
dalam penyusunan Rekayasa Ide ini.
Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan Rekayasa Ide ini baik dalam isi yang terlampir maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca sangat dibutuhkan dalam memperbaiki Rekayasa Ide ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.
Medan, November 2018
Antonius Gultom
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Rasionalisasi Permasalahan .............................................. 1
B. Tujuan Rekayasa Ide ....................................................... 2
C. Manfaat Rekayasa Ide ...................................................... 2
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ........................................ 3
A. Permasalahan
Umum ....................................................... 3
B. Identifikasi
Permasalahan .................................................. 3
1.
Permasalahan Fasilitas (B1) ............................................... 3
2. Permasalahan Sumber Daya Manusia (B2) .............................. 4
3. Permasalahan Dana (B3) .................................................. 4
4. Permasalahan Komitmen Kinerja (B4) .................................. 5
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN (Analisis)................................ 6
A. Solusi Umum Permasalahan ............................................... 6
B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan ................................... 6
1. Solusi
dan Pembahasan Permasalahan Fasilitas (B1)................. 7
2. Solusi
dan Pembahasan Permasalahan Sumber
Daya Manusia (B2) ........................................................ 10
3. Solusi
dan Pembahasan Permasalahan Dana (B3) ................... 11
4. Solusi
dan Pembahasan Permasalahan Komitmen
Kinerja (B4) ............................................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................... 13
B. Saran ....................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Rasionalisasi Permasalahan
Sejak 30 tahun terakhir
ini, sekolah-sekolah HKBP mengalami kemunduran, terkusus sekolah yang berada di Jln.
Gereja Pematangsiantar, baik dari segi kuantitas siswa yang makin lama makin
menurun jumlahnya di tiap-tiap sekolah maupun dari segi kualitas pendidikan
(siswa, lulusan, SDM) sekolah-sekolah HKBP yang dianggap kualitasnya tidak lagi
seperti dahulu. Kemunduran kuantitas itu terlihat nyata sekarang ini sehingga
jumlah siswa di setiap sekolah sangat sedikit bahkan ada beberapa sekolah HKBP
yang telah tutup, sedangkan kemunduran kualitas terlihat dari lulusannya yang
kurang kompetetif, serta sarana-prasarana proses belajar dan sarana praktek
yang terbatas, sumber daya manusia yang rendah, dana yang terbatas dan komitmen
kinerja guru yang rendah.
Karena hal
ini, perkembangan
pendidikan yang dikelola Badan Penyelenggara Pendidikan (BPP) YP
HKBP selalu
mengalami stagnasi. Hal
ini dimulai dari lembaga pendidikan di bawah HKBP semenjak tahun 1980 sudah
banyak ditinggalkan. Saat itu, telah mulai banyak sekolah negeri dan swasta
yang membuat sekolah di HKBP tidak lagi menjadi pilihan satu-satunya.
Parahnya,
sekolah di HKBP tidak mampu mengimbangi keunggulan sekolah yang baru berdiri, padahal HKBP telah berdiri
lama dan telah mengasuh ratusan lembaga pendidikan. Namun, tahun
2010 jumlah sekolah dari berbagai tingkatan yang dikelola BPP HKBP hanya 31
sekolah yang tersebar di Pematangsiantar, Tobasa, Taput, Humbang Hasundutan dan
Sibolga.
Beberapa fakta yang
dihadapi adalah banyak sekolah dalam naungan BPP minus dari segi keuangan.
Malah pernah terjadi sekolah yang ada harus disubsidi hingga Rp 300 juta.
Begitupun, BPP HKBP sebagai
lembaga resmi yang dihunjuk Kantor Pusat HKBP mengelola lembaga pendidikan yang
ada menargetkan mulai
tahun 2016 tidak ada lagi sekolah yang minus sehingga tak mampu menggaji guru
pengajar malah sudah harus surplus, BPP telah membuat
program strategis dalam rangka membina seluruh sekolah. Misalnya, program
tersebut antara lain, pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan yang diselenggarakan HKBP.
Pengadaan sarana sudah
dimulai di YP HKBP di Balige berupa perbaikan gedung. Dananya bersumber dari pemberian Ketua BPP, bukan dari HKBP
dan bukan pula dari pendapatan sekolah HKBP. Ke depan, dalam rangka pengembangan pendidikan
di HKBP, perlu sinergisitas antara lembaga pendidikan dengan HKBP sebagai
pemilik. Dicontohkannya, jika pendidikan HKBP mau berkembang maka warga HKBP
lah yang pertama sekali memajukannya.
Artinya dulu HKBP dapat melahirkan orang-orang terdidik khususnya di Sumatera Utara. Tapi akhir-akhir ini pendidikan HKBP mengalami penurunan. Maka melalui moment ini HKBP berupaya untuk kembali memulihkan dan meningkatkan mutu pendidikan.
B.
Tujuan Rekayasa Ide
Adapun yang menjadi tujuan penulisan rekayasa
ide ini, adalah :
1. Untuk melahirkan ide atau gagasan/ ide baru/
inovasi/ modifikasi dari hasil rekayasa (re-engineering) beberapa teori yang
berkembang tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan
secara khusus untuk Pendidikan HKBP .
2. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan.
C.
Manfaat Rekayasa Ide
1. Bagi Penulis
Rekayasa ide ini
diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide dan
sisi kreatif nya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi
Pendidikan yang
mendekati sempurna.
2. Bagi Pembaca
Rekayasa ide ini
diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi
masyarakat pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah Penjaminan Mutu Pendidikan Dan Supervisi
Pendidikan.
BAB II IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
A.
Permasalahan Umum
Menurunnya
kualitas pendidikan HKBP, sangat jelas terlihat dari sistem penjaminan mutu
pendidikan atau supervisi pendidikannya perlu pembenahan yang sangat serius.
Pada hal sebelumnya, bahwa pendidikan HKBP telah melahirkan orang-orang
terdidik khususnya di Sumatera Utara. Tapi akhir-akhir ini pendidikan
HKBP mengalami
penurunan. (Tabloid Reformata
Edisi 18, September 2004. https://books.google.co.id/books?id=cn14BwAAQBAJ).
B.
Identifikasi Permasalahan
1. Permasalahan Fasilitas (B1)
Minimnya fasilitas yang
dimiliki pendidikan YP. HKBP akhir-akhir ini, fasilitas yang ada sudah terlihat
kadaluarsa dan sudah banyak menginginkan renovasi dan penggantian. Adapun
fasilitas tersebut adalah:
a. Ruang
Kelas
-
Tidak standard
-
Meja/kursi secara umum rusak
-
Tidak memiliki arus berat
-
5 kelas lantai rusak berat
b.
Ruangan guru
-
Tidak Standard
-
Tidak memiliki arus listrik
-
Lemari guru rusak berat
-
Lantai rusak ringan
c.
Ruang Laboratorium IPA dan Bimbingan
konseling
-
Tidak Standard
-
Tidak memiliki Arus Listrik
-
Mobiler dan lantai rusak ringan dan
berat
d.
Ruang Tata usaha/kepala sekolah
-
Tidak Standard
- Mobiler rusak berat dan ringan.
e.
Tidak memiliki lab. Komputer/Multimedia
f.
Sistem Audio Memprihatinkan
g.
Kegiatan
Ekstrakurikuler yang tidak dikelolah dengan baik.
h.
Tidak memiliki ciri khas HKBP
i.
Pola etika komunikasi antar guru, antar
guru dengan pegawai, guru dengan siswa dan sebaliknya rendah.
j.
Kepedulian Alumni tidak ada.
k.
Tidak memiliki sistem kerja dan target
yang jelas.
l.
Kualitas dan kuantitas pembelajaran dan
siswa menurun
m.
Tidak memiliki Asrama siswa
n. Cafetaria tidak standard
2. Permasalahan Sumber Daya
Manusia (B2)
Minimnya sumber daya manusia
yang dimiliki YP. HKBP sudah tentu akan memperlambat proses peningkatan mutu
pendidikan dan supervisi pendidikan. Adapun permasalahan sumber daya manusia dalam
hal ini adalah :
a. Guru yang ada lebih banyak pegawai negeri, sehingga
kurang disiplin.
b. Rasio
jumlah guru/pegawai dengan jumlah siswa tidak seimbang (guru lebih).
c. Guru lebih banyak yang mengajar lagi di sekolah yang lain, sehingga sangat menggangu jalannya proses belajar-mengajar.
3. Permasalahan Dana (B3)
Setiap
unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian juga sekolah.
Masalah yang menyengkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada uang
sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil dan gaji
serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti
perbaikan sarana dan prasarana.
Minimnya dana yang dapat digunakan oleh YP. HKBP
sehingga apa yang menjadi harapan dan cita-cita YP. HKBP menjadi terkendala.
Adapun permasalahan dana dalam hal ini adalah :
a. Dana
dari pemerintah disediakan melalui jalur anggaran rutin dalam Daftar Isian
Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun
ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. sagat
rendah. Pada saat ini YP-HKBP sanagat sedikit mendapat dana bantuan
dari pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan laboratorium Kimia dan
biologi, begitu juga dengan rehabilitas gedung sekolah dan alat peraga serta
buku paket sekolah.
b.
Dana dari orangtua siswa, karena jumlah murid yang sedikit sudah tentu pendanaan
yang diharapkan dari
masyarakat atau
iuran komite sedikit.
c.
Dana dari masyarakat,
rendahnya akhir-akhir ini kepedulian masyarakat terhadap pendidikan termasuk
kepada YP-HKBP sehingga mengakibatkan rendahnya harapan masukan sumbangan
sukarela yang dapat diharapkan dari masyarakat. Padahal sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepedulian pendidikan.
d.
Dana dari alumni,
bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan
mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
perlengkapan belajar) kurang berjalan.
e.
Dana dari peserta kegiatan,
dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota
masyarakat yang menikmati pelayanan atau kegiatan pendidikan tambahan atau
ekstrakurikuler, seperti: pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau
keterampilan lainnya, hal ini kecil
karena jarangnya kegiatan seperti ini berlangsung.
f. Dana dari kegiatan wirausaha sekolah juga hampir tidak berjalan dengan baik, karena baik koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, usaha fotokopi tidak berjalan dengan lancar.
4. Permasalahan Komitmen Kinerja
(B4)
Rendahnya komitmen kinerja
guru yang ada di YP. HKBP akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan dan
supervisi pendidikan. Adapun masalah komitmen kinerja dalam hal ini : Sebagian
guru/pegawai kurang memiliki komitmen, rasa memiliki, apatis, cinta kasih dan
profesionalitas.
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN (Analisis)
A.
Solusi Umum Permasalahan
Untuk memperbaiki hal ini, diperlukan komitmen
bersama termasuk
pengelola YP-HKBP
agar mampu bersaing dengan sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dan supervisi pendidikan harus dilakukan
dengan baik dan benar. Adapun solusi yang penulis tawarkan adalah, menetapkan
langkah-langkah sebagai dasar proses supervisi, seperti berikut ini :
B.
Solusi dan Pembahasan
Permasalahan
Solusi
adalah jalan keluar atau jawaban dari suatu masalah (Munif Chatib, 2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan) so·lu·si/ n penyelesaian; pemecahan (masalah
dan sebagainya); jalan keluar.
Gambaran tentang rendahnya mutu
pendidikan sebelumnya telah di dahului oleh serangkaian studi yang dilakukan
oleh Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP) yang dimulai sejak tahun 1969.
serangkaian studi ini telah memberikan gambaran tentang keadaan pendidikan di
Indonesia pada saat itu, dan telah dijadikan landasan bagi dilaksanakan
serangkaian pembaruan pendidikan yang dimulai sejak permulaan tahun 1970-an. (Soedijarto, 2008:43).
Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan
Nasional tanggal 2 Mei 2002 telah mencanangkan, bahwa pada tahun 2002 dimulai
gerakan peningkatan mutu atau mutu pendidikan. Gerakan ini perlu diawali dengan
mereformasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai lembaga yang
memberikan layanan pendidikan apabila menghendaki pendidikan ini bermutu.
Gerakan tersebut memang sudah saatnya dimulai, mengingat mutu pendidikan
sekarang masih dalam kondisi yang memprihatinkan, (Departemen Pendidikan Nasional DEPDIKNAS, 2002).
Dalam rangka peningkatan mutu atau
mutu pendidikan, telah dilakukan berbagai kegiatan diantaranya adalah:
a. Pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system study
pada umumnya.
b. Pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman guru
sekolah dasar dan sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan
tehnik untuk sekolah-sekolah yang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan
dalam berbagai bidang study pada pendidikan tinggi.
c. Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah
dasar (SD), TK, dan SLB, laboratorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas dan
perlengkapan latihan dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta
laboratorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk Perguruan Tinggi.
d. Penataran guru-guru dan dosen
e. Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah, (Wasty. Soemanto. F. X. Soeyarno, 2013: 111).
1. Solusi Dan Pembahasan Permasalahan
Fasilitas (B1)
a. Ruang
Kelas.
Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional. Oleh karena itu kelas harus dikelola dengan baik sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Syarat kelas yang baik adalah : (1) rapi, bersih, sehat, tidak lembab; (2) cukup cahaya yang meneranginya; (3) sirkulasi udara cukup; (4) perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi; (5) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang (Ahmad, 2014).
b. Ruangan
guru
Ruang guru
berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu baik
peserta didik maupun peserta lainnya. oleh karena itu ruangan guru harus layak,
termasuk dari segi luasnya, fasilitas yang ada dalam ruangan juga.
c. Ruang
Laboratorium IPA dan Bimbingan konseling
Mengacu pada
penyediaan tenaga dengan kemampuan level 6 sesuai Peraturan Presiden RI nomor 8
tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berbagai
usaha yang dilakukan oleh tenaga pengarjar atau pe ngelola pendidik untuk lebih
meningkatkan serta mendukung
proses belajar yang
lebih efektif dan efisien.
Meskipun banyak faktor
yang menentukan kualitas
pendidikan atau hasil belajar, salah
satunya yang terkait
dengan pusat sumber
belajar. Banyak berbagai sumber yang
dapat dijadikan sebagai
pusat sumber belajar
yang salah satunya laboratorium. Laboratorium
perlu dilestarikan serta
dikelola, karena berperan
untuk mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran
melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi
pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan
dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan efisien
pembelajaran.
Laboratorium BK harus dirancang untuk mendukung pembelajaran
yang lebih mengarah pada terbentuknya kompetensi peserta didik. Oleh karenanya,
pendidikan konselor yang di terapkan di BK bukan sekedar belajar tentang
bimbingan; belajar tentang konseling. Model pembelajaran experiencial learning juga perlu dikembangkan.
d. Ruang
Tata usaha/kepala sekolah
Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja
petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah
ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan dan ruang tata usaha harus dilengkapi sarana prasarana yang baik. Demikian dengan ruang kepala
sekolah merupakan tempat kepala sekolah beristirahat, mengerjakan
suatu tugas tentang sekolah menyimpan suatu arsip arsip penting sekolah.
e. Tidak
memiliki lab. Komputer/Multimedia
Lab komputer /
multimedia perlu pembangunannya dengan segera, karena bagaimana mungkin siswa
dapat belajar dan berpraktek jika lab nya tidak ada.
f. Sistem
Audio Memprihatinkan
Diperlukan
penanganan sesegera mungkin.
g. Kegiatan Ekstrakurikuler yang tidak dikelolah dengan
baik.
Penanganan
ekstrakurikuler di sekolah memerlukan keseriusan, ekstra kurikuler yang
dilakukan di sekolah jauh lebih baik dibandingkan harus mengikuti ekstra
kurikuler di luar sekolah. Keterlibatan semua perangkat stokeholder sekolah
sangat dibutuhkan.
h. Tidak
memiliki ciri khas HKBP
Mencibtakan
sesuatu yang menjadi ciri khas agar kedepan lebih mudah dikenal oleh
masyarakat, dahulu YP HKBP menammatkan siswa dan dapat langsung bekerja
dimana-mana dan mempunyai ciri seperti mampu beradaptasi dan menguasai
bidangnya dengan baik dan benar.
i. Pola
etika komunikasi antar guru, antar guru dengan pegawai, guru dengan siswa dan
sebaliknya rendah.
Perlu menggali
dan mengaktifkan komunikasi yang baik antar guru, guru dengan pegawai, guru
dengan siswa dan kepada orang lain. Dengan cara membuang sifat kesombongan dan
keangkuhan yang melekat selama ini.
j. Kepedulian
Alumni tidak ada.
Membuat sebuah sistem yang dapat menjangkau alumni dimanapun berada, mengajak alumni agar mereka cinta almamater dan peduli tetap terhadap pendidikan dan tempat dimana dulunya dia memperoleh banyak hal terutama pengetahuan.
k. Tidak
memiliki sistem kerja dan target yang jelas.
Membuat sistem
kerja yang lebih produktif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.
l. Kualitas
dan kuantitas pembelajaran dan siswa menurun
Memperbanyak
belajar dan mempelajari apa yang seharusnya dibutuhkan oleh dunia sekitar saat
ini, sehingga apa yang menjadi kualiatas dan kuantitas pembelajaran dapat
terwujud dengan baik sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
m. Tidak
memiliki Asrama siswa
Untuk lebih
mengobtimalkan cara belajar diperlukan pemanduan yang lebih teratur, ada
baiknya asrama saat ini di buat agar siswa lebih fokus dan lebih terarah dan
membatasi mereka agar jangan terlibat kepada hal-hal yang merugikan mereka.
n. Cafetaria
tidak standard
Perlu peningkatan, agar apa yang menjadi harapan dapat terwujud sesuai dengan standar yang ada.
2. Solusi dan Pembahasan Permasalahan Sumber Daya
Manusia (B2)
a. Melakukan perekruran guru yang berkualitas,
Universitas HKBP Nommensen juga memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
ada baiknya merekrut alumni terbaik dari setiap prodi dan ini akan memampukan
YP-HKBP memulihkan citra buruk yang akhir-akhir ini terjadi menjadi YP-HKBP
yang berkualitas dan mempunyai daya saing serta menjadi sekolah terbaik di
sekitarnya.
b. Guru yang jumlahnya tidak seberapa atau ada yang
merangkap mengajar dengan bukan keahliannya akan sangat mengganggu dan dapat
menjadikan cacat dunia pedidikan ke depan, biarlah guru yang prosfesional yang
mengajar dan harus cukup dan sesuai ratio yang sebenarnya.
c. Tidak mengijinkan guru untk mengajar di tempat lain, tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan mereka agar kecintaan mereka tetap dapat dipertahankan.
3. Solusi dan Pembahasan Permasalahan Dana (B3)
Tanggungjawab
pendidikan, adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari sumber pendanaan yang disediakan.
Oleh karena itu harus dicarikan solusi yang terbaik untuk mengatasi problema
pendanaan pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah subsistem yang
sekaligus juga merupakan suatu sistem yang kompleks. Gambaran pendidikan
sebagai sebuah subsistem adalah kenyataan bahwa pendidikan merupakan salah satu
aspek kehidupan yang berjalan dengan dipengaruhi oleh berbagai aspek eksternal
yang saling terkait satu sama lain. Aspek politik, ekonomi, sosial-budaya,
pertahanan-keamanan, bahkan ideologi sangat erat pengaruhnya terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, begitupun sebaliknya. Sedangkan
pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukan bahwa pendidikan di
dalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling mempengaruhi secara
internal, sehingga dalam rangkaian input-proses-output pendidikan, berbagai
perangkat yang mempengaruhinya tersebut perlu mendapatkan jaminan kualitas yang
layak oleh berbagai stakeholder yang terkait. Sebagai salah satu sub-sistem di
dalam sistem negara/ pemerintahan, maka keterkaitan pendidikan (yang di
dalamnya termasuk pendanaanya) dengan sub-sistem lainnya sangat erat.
Solusi yang penulis tawarkan adalah membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar, pemerhati pendidikan, pengusaha dan juga pemerintah. Dan yang tidak kalah lagi dengan alumni yang telah berhasil.
4. Solusi dan Pembahasan Permasalahan Komitmen
Kinerja (B4)
Komitmen merupakan sebuah janji, bisa jadi
janji pada diri sendiri maupun janji kepada orang lain. Komitmen bukan hanya
sekedar keluar Dari kata kata saja namun harus tercermin juga dalam tindakan
kita sebab komitmen merupakan pengakuan seutuhnya yang berasal dari dalam diri
seseorang.
Dan yang dimaksud soft skill Komitmen kepada pekerjaan merupakan suatu janji / sumpah terhadap diri sendiri
untuk setia terhadap perusahaan dan pekerjaannya, selalu bekerja keras
dan bersungguh sungguh dalam menjalankan segala pekerjaaanya sehingga ia akan
merasa bertanggung jawab jika goals dari pekerjaannya tidak tercapai. Komitmen
mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan.
Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah
salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang
bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negatif. Menurut Mowday dalam
Sopiah (2008:155) menyebut komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen
organisasional.
“Komitmen organisasional merupakan dimensi
perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan
pegawai. Komitmen organisasional adalah identifikasi
dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan anggota anggota organisasi untuk tetap mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi
pencapaian tujuan organisasi”.
Ada beberapa Hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan agar kita menjadi
seseorang yang berkomitmen, terutama dalam pekerjaan. Diantaranya :
a. Bekerja Sesuai kemampuan dan passion. Ini poin yang paling penting untuk menjadi orang yang berkomitmen, banyak
sekali orang yang bekerja hanya untuk mencari uang, bukan kenyamanan. Padahal
kenyamanan itu yang paling penting.
b. Bahagia dengan pekerjaan kita. Hal yang paling dasar agar kita menjadi orang yang berkomitmen adalah kita harus bahagia dengan pekerjaan kita, melihat sisi positif dari apa yang kita kerjakan. Sebab ada saatnya kita akan merasakan bosan bahkan merasa tertekan sehingga kita ingin keluar dari pekerjaan kita, oleh karena itu temukan sisi positif dari apa yang kita kerjakan dan berbanggalah ketika kita mencapai suatu pencapaian.
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah pendidikan yang ada di
Indonesia semakin hari semakin rumit, bertambah banyak dan komplek. Demikian halnya pada YP-HKBP. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai indikator mutu
pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah,
terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Rendahnya mutu pendidikan di sekolah YP-HKBP disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: a. fasilitas sekolah yang masih minim; b. Rendahnya kualitas guru, redahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; c. Rendahnya kesejahteraan guru, mahalnya biaya pendidikan; d. komitmen kinerja guru masih
rendah.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan
di YP-HKBP dapat ditempuh berbagai model manajemn dan strategi peningkatan mutu
antara lain: a. melengkapi fasilitas yang
dibutuhkan; b.
menyesuaikan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan; c. mengusahakan
peningkatan dana pendidikan dan lebih memfokuskannya; d. komitmen kinerja perlu
ditingkatkan bila dimungkinkan menaikkan pendapatan guru.
Strategi peningkatan mutu pendidikan
di sekolah dapat dilakukan dengan cara: yaitu strategi yang menekankan pada
hasil (the output oriented strategy), strategi yang menekankan pada
proses (the process oriented strategy), dan strategi komprehensif (the
comprehensive strategy).
Adapun yang paling menonjol menjadi tantangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat banyak tetapi pada intinya adalah sumber daya pelaku pendidikan di sekolah yang belum memadai, political will dari pemegang kebijakan dan kebijakan pendidikan itu sendiri.
B.
Saran
Penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga
makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2013. Teori
Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Departemen Pendidikan Nasional
DEPDIKNAS (2002)
Djumhur, Moh. Surya. 2005. Bimbingan Dan
Penyuluhan Di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.
E. Mulyasa. 2012. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
H. A. R Tilaar. 2010. Pendidikan Dalam
Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI. Jakarta : Balai Pustaka.
N. A. Ametembun. 2011. Supervisi Pendidikan
Penuntun Bagi Para Kepala Sekolah dan Guru-Guru. Bandung : Cv. Suri.
Piet. A. Sehartian. 2011. Prinsip Teknik
Supervisi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Guru dan Anak Didik
Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Suyata. 2008. Perbaikan Mutu
Pendidikan Transformasi Sekolah Dan Implikasi Kebijakan. Yogyakarta : IKIP.
Syafaruddin. 2012. Manajemen Mutu
Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soedijarto.
2008. Landasan dan Arah Pendidikan
Nasional Kita. Jakarta : Kompas, Op.
Wasty. Soemanto. F. X. Soeyarno. 203. Landasan Historis
Pendidikan Islam. Surabaya : Usaha Nasional.
Zamroni. 2010. Paradigma Pendidikan
Masa Depan. Yogyakarta : BIGRAF Publishing.
No comments:
Post a Comment