Thursday, October 6, 2022

CRITICAL JOURNAL REVIEW MK. PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

 

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh : Antonius Gultom, S.Pd.,MM


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga saya sebagai penyusun “Critical Journal Review (CJR)” ini dapat menyelesaikannya dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun dapat menyelesaikan “Critical Journal Review (CJR)” ini secara tuntas. Critical Journal Review (CJR)” merupakan tugas individual yang merupakan keharusan dalam mengikuti dan menyelesaikan mata kuliah “Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan,.  

Selama proses penulisan “Critical Journal Review (CJR)” ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini terutama kepada Dosen 1 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, dan Dosen 2 Bapak Dr. Darwin, ST., M.Pd sebagai Dosen yang mengampu mata kuliah ini.

Segala kritikan dan masukan dari semua pihak, akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya penyusun demi kesempurnaan “Critical Journal Review (CJR)” ini.

Medan. 18 November 2018

 

Antonius Gultom


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1.    Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR) .............. 1

1.2.    Tujuan Penulisan Critical Journal Review (CJR) .......................... 2

1.3.    Manfaat Critical Journal Review (CJR) ......................................... 2

1.4.    Identitas Jurnal Yang Direview ...................................................... 3

1.5.    Jurnal Pembanding I ....................................................................... 4

1.6.    Jurnal Pembanding II ...................................................................... 5

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL.................................................................... 6

2.1.    Pengawasan Pendidikan dan Pengendalian Mutu

          Sekunder Pendidikan di Negara Bagian Anambra, Nigeria ............ 6

2.2.    Strategi Pengawasan dan Jaminan Kualitas

          Pendidikan di Indonesia : Implikasi untuk Kebijakan

          Pendidikan ................................................................................................................... 9

2.3.    Pemanfaatan Buku Sebagai Jaminan Kualitas di Sekolah

          Menengah Pertama dalam Pengawasan Instruksi di Negara

          Bagian Enugu, Nigeria ....................................................................................... 12

 

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS ..................................................... 13

3.1.    Pembahasan Isi Jurnal .................................................................. 13

3.2.    Analisis Jurnal ............................................................................... 17

3.2.    Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal .......................................... 18

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 19

4.1.    Kesimpulan .................................................................................... 19

4.2.    Rekomendasi .................................................................................. 21

REFERENCES .................................................................................................. 21


BAB I PENDAHULUAN

 

1.1.           Rasionalisasi pentingnya Critical Journal Review (CJR)

Dunia pendidikan tinggi tersengat oleh surat Dirjen Dikti Kemendiknas yang mewajibkan mahasiswa program S-3 tidak hanya menulis jurnal ilmiah tetapi juga harus mampu membuat kritikan yang baik pada sebuah jurnal yang dianggab penting bagi perkembangan dunia pendidikan. Untuk dunia perkuliahan pada pascasarjana strata tiga (doktoral) sumber materi belajar mengharuskan lebih variatif dibandingkan saat studi pada strata satu dan strata dua. Pada saat studi strata satu dan strata dua masih dapat menggunakan texs book, penjelasan para dosen dan internet, sedangkan untuk strata tiga akan lebih baik jika lebih sering menggunakan  jurnal ilmiah sebagai bahan bacaan.

Membaca jurnal ilmiah akan menjadi suatu kebiasaan yang baik, terutama dalam membandingkan materi yang satu dengan materi yang lain, artinya jurnal ilmiah lebih tepat untuk dijadikan referensi apalagi  risetnya lebih update. Sebagai akademisi, saya sering mendengar keluhan banyak orang tentang bagaimana cara untuk memahami jurnal ilmiah., hal ini memang tidak dapat dipungkiri. Terkadang untuk menentukan dalam memilih bahan bacaan  membutuhkan waktu yang tidak sedikit, padahal yang dibaca kadang kala kurang memuaskan hati pembaca. Mengingat sulitnya memahami dan menganalisis bahan-bahan bacaan atau isi buku yang akan dibaca, penulis ingin berbagi informasi bagaimana cara kita lebih mudah untuk memahami dan mengerti terhadap apa yang kita baca apalagi yang kita baca tersebut merupakan jurnal ilmiah. Secara khusus tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Journal Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memahami, memilih referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan.

 

1.2.           Tujuan penulisan Critical Journal Review (CJR)

Mengkitik sebuah jurnal tentu saja membutuhkan keuletan dan keseriusan terutama pada pemula, oleh karena itu penulis memberikan pemahaman tentang tujuan pembuatan Critical Journal Review (CJR) ini.

Adapun yang menjadi tujuan pembuatan Critical Journal Review (CJR), antara lain :

1.        Pemenuhan akan tugas dalam mata kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan.

2.        Menambah pemahaman yang lebih baik akan persoalan dalam Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan.

3.        Meningkatkan kemampuan penulis akan sebuah topik dalam bahasan yang telah ditetapkan.

4.        Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan dalam dua atau lebih jurnal yang berbeda.

 

1.3.           Manfaat Critical Journal Review (CJR)

Selain memiliki tujuan, penulisan Critical Journal Review (CJR) ini juga memberi manfaat yang sangat berguna terutama :

1.        Bagi penulis Critical Journal Review (CJR) merupakan alat menjadikan penulis lebih lebih selektif dalam menilai beberapa sumber yang akan dijadikan sebagi referensi dalam setiap bahasan/topik yang dibaca.

2.        Bagi mahasiswa yang lain dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan karya ataupun pandangan terutama dalam topik bahasan Penjaminan Mutu Pendidikan dan Supervisi Pendidikan.

3.        Bagi kampus merupakan alat bukti pemenuhan akan tugas dan tanggungjawab sebagai mahasiswa dalam hal pemberian pandangan akan suatu jurnal.

 

1.4.           Identitas Jurnal yang Direview

Sampul Jurnal :

Judul Jurnal                :    Educational Supervision and Quality Control of Secondary Education in Anambra State, Nigeria

Nama Jurnal              :    Journal of Educational Policy and Entrepreneurial Research (JEPER)

Edisi Terbit                :    Pp 36-46

Pengarang Jurnal      :    Okoye, Faith Ogechukwu (Ph.D), Onyali, Loyce Chiedozie (Ph.D) and Ezeugbor, Carol (Ph.D)

Penerbit                      :    Department of Educational Management and Policy, Faculty of Education, Nnamdi Azikiwe University, Awka

Kota Terbit                 :    Nigeria

Nomor Jurnal             :    Vol. 3, N0.6. 2016.

ISSN                            :    2408-770X (Print)

Telp.                            :    1-2408-6231

Alamat Situs               :    www.ztjournals.com  and JEPER@iiste.org

 

1.5.           Jurnal Pembanding I

Sampul Jurnal

Judul Jurnal                :    Supervision and Quality Assurance Strategies in Education: Implication for Educational Policy.

Nama Jurnal              :    African Journals Online (AJOL)

Edisi Terbit                :    Pp. 87-97

Pengarang Jurnal      :    B.J. Ojo (PhD)

Penerbit                      :    African Journals OnLine (AJOL) is the world’s largest online library of peer-reviewed, African-published scholarly journals.

Kota Terbit                 :    South Africa

Nomor Jurnal             :    Vol 1, No 2 (20017)

ISSN                            :    159-768 (Print)

Telp.                            :    1-101- 461

Alamat Situs               :    http://dx.doi.org/10.4314/afrrev.v1i2.41001

 

1.6.           Jurnal Pembanding II

Sampul Jurnal

Judul Jurnal                :    Utilization of the Quality AssuranceHandbook in Secondary School Supervision of Instruction in Enugu State, Nigeria.

Nama Jurnal              :    World Journal Of Education Research

Edisi Terbit                :    Published by Sciedu Press

Pengarang Jurnal      :    Chidobi, R. U. 1 & Eze Thecla. A. Y. 1,*

Penerbit                      :    1Department of Educational Management, Enugu State University of Science & Technology, Enugu (ESUT), Nigeria.

Kota Terbit                 :    Nigeria

Nomor Jurnal             :    Vol. 6, No. 4; 2016

ISSN                            :    1925-0746 E-ISSN 1925-0754

Correspondence         :    Department of Educational Management, Enugu State University of Science & Technology, Enugu (ESUT), Nigeria.

E-mail                         :    chidobiroseline123@yahoo.com;thecla_yvonne 99@yahoo.com

Received                      :    May 22, 2016

Accepted                     :    June15, 2016

Online Published        :    August 12, 2016

doi                               :    10.5430/wje.v6n4p30

URL                             :    http://dx.doi.org/10.5430/wje.v6n4p30



BAB II RINGKASAN ISI JURNAL

 

2.1.           Pengawasan Pendidikan dan Pengendalian Mutu Sekunder
Pendidikan di Negara Bagian Anambra, Nigeria
.

Republik Federal Nigeria (2014) menyimpulkan bahwa pendidikan di Nigeria sebagai instrumen "par excellence" untuk mempengaruhi pembangunan nasional. Dengan demikian, pendidikan akan terus dinilai tinggi dalam rencana pembangunan nasional karena pendidikan adalah instrumen perubahan yang paling penting; setiap perubahan mendasar dalam pandangan intelektual dan sosial masyarakat mana pun harus didahului oleh revolusi pendidikan. Akibatnya, Oluremi dan Oyewole (2013) secara tegas menyatakan bahwa, "pendidikan merupakan mesin utama untuk pengembangan manusia yang berkelanjutan serta titik tumpu di mana setiap kegiatan berputar." Akibatnya, untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari pendidikan Nigeria, pemantauan yang efektif, pengawasan dan kendali mutu harus dibuktikan kedepan. Bidang pendidikan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diperoleh seseorang dari menghadiri sekolah. Oleh karena itu, kebutuhan untuk pengawasan pembelajaran dan pengalaman belajar akan menjadi keharusan.

Pengawasan dipandang sebagai inspeksi dan kontrol guru. Oleh karena itu, banyak guru yang takut terhadap pengawas yang datang ke sekolah mereka. Padahal, bertahun-tahun pengawasan dilakukan dengan buruk dan kontrol kualitas yang tidak memadai akhirnya mengikis kualitas pendidikan Nigeria. Itu adalah Kpatakpa (2015) yang mengemukakan bahwa ada perasaan yang tersebar luas bahwa standar akademik jatuh dengan cepat dan kesalahan dialihkan ke guru, yang terlihat memberikan pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Lebih jauh lagi, ia mengajukan pertanyaan, apa yang kemudian mungkin berdampak negatif terhadap output umum siswa di sekolah? Menjawab sampai sekarang, tantangan ditempatkan di pintu "pengawasan yang efektif." Hal ini dikuatkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat keberhasilan pengawasan yang efektif dari pendidikan menengah di Nigeria seperti sejumlah besar sekolah, jumlah personil yang tersedia, iklim ekonomi ditambah dengan jarak dan fasilitas untuk transportasi yang disediakan oleh pemerintah untuk latihan supervisi. Untuk mencegah ketidakseimbangan boros dalam pendidikan menengah Nigeria, pendekatan pencegahan dan perangkat pemecahan masalah diartikulasikan melalui pengawasan yang efektif di mana kendali mutu terjamin.

Pengawasan sekolah ditangani oleh Departemen Pendidikan di Nigeria adalah untuk pemantauan, penilaian dan evaluasi sistem pendidikan yang diarahkan pada upaya yang berarti untuk memastikan pengembangan profesional guru. Mempertimbangkan impor pengawasan di sektor pendidikan, Segun (2014) berpendapat bahwa pengawasan adalah stimulasi pertumbuhan profesional dan pengembangan guru, pemilihan dan revisi tujuan pendidikan, bahan instruksi, metode pengajaran dan evaluasi instruksi. Pandangan Segun menyoroti esensi pengawasan di bidang pengembangan profesional guru dan proses yang harus diikuti untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Akibatnya, supervisi pendidikan bukanlah latihan yang diarahkan untuk menemukan kesalahan, memaku atau mengutuk guru seperti gagasan sebelumnya dari beberapa guru Nigeria. Sebaliknya, ini adalah upaya yang membantu meningkatkan kinerja guru di bidang kebutuhan dan ini tetap menjadi alasan untuk pra-informasi tentang kunjungan terjadwal ke sekolah untuk pengawasan. Dalam pandangannya, Bailey (2016) mencirikan pengawasan pendidikan sebagai "suatu proses teknis yang berusaha meningkatkan pengajaran dan pembelajaran melalui perawatan, bimbingan dan stimulasi pengembangan lanjutan untuk tidak hanya guru tetapi juga orang lain yang memiliki dampak pada konteks pendidikan. Mengingat pengawasan sebelumnya, pengawasan holistik menguntungkan baik guru, peserta didik, administrator sekolah, manajer pendidikan dan pemangku kepentingan yang merupakan tentakel tangguh dalam sistem pendidikan sekolah menengah di Nigeria. Selain itu, Bailey (2016) lebih lanjut menggambarkan tujuan keseluruhan dari pengawasan pendidikan dengan mendefinisikan konsep sebagai proses kolaboratif dalam berbagai tahap karena menyambut berbagai pandangan yang mewakili hubungan yang tepat antara pengawas dan guru sehingga dapat mengatasi masalah pendidikan dan menemukan solusi yang tepat untuk mereka. Intinya, pengawasan pendidikan selain mendorong pengembangan guru juga berfungsi sebagai perangkat pemecahan masalah dalam pendidikan menengah di Area Pemerintah Lokal Aguata di Negara Bagian Anambra, Nigeria.

Dalam perkembangan lain, Hismangolu dan Hismanoglu (2010) menegaskan bahwa ada kesulitan dalam kesepakatan definisi khusus dari istilah pengawasan pendidikan "karena ada beberapa perbedaan dalam orientasi, persepsi, pemahaman dan keakraban dengan aspek kerangka kerja dan juga analisis isinya ”.

Akan tetapi, beberapa guru menganggap diri mereka sebagai burung pengembara dalam karir mengajar, akibatnya mereka kurang memiliki komitmen; mengetahui dengan baik bahwa ada kontrol kualitas yang tidak memadai dan pengawasan yang tidak efektif dari sistem pendidikan menengah. Bersamaan dengan sikap ini, Affianmagbon (2007) menandai perilaku seperti "kelalaian profesional di pihak guru." Dia lebih lanjut menyatakan bahwa banyak guru hanya tinggal di pekerjaan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di luar. Dia mengidentifikasi beberapa sikap yang terkait dengan guru-guru tersebut untuk memasukkan: ketidakhadiran, keterlambatan tetap ke sekolah, gerakan yang tidak teratur dan tidak sah dari pos tugas dan ketidakdisiplinan. Dengan demikian, tampaknya pengawasan pendidikan yang tidak memadai dan kontrol kualitas yang buruk membuat guru malas di pos tugas mereka. Untuk mengatasi masalah ketidakmampuan, sikap yang kurang baik, sikap negatif dan kelalaian profesional oleh para guru dalam tugas-tugas mereka, pengawasan dan pengawasan kualitas yang memadai harus dilakukan.

Pemangku kepentingan dalam pendidikan sangat memperhatikan kualitas yang merupakan faktor inti dan motivasi untuk reformasi pendidikan. Akibatnya, Arikewuyo (2004) berpendapat bahwa, "kualitas berfungsi sebagai penentuan gradasi berdasarkan standar keunggulan di mana tanda inferioritas dikenakan atau dikemukakan dan di atas nilai superioritas mana." Dia lebih jauh memandang kualitas dalam pendidikan untuk dinilai berdasarkan kemampuannya untuk memungkinkan siswa bekerja dengan baik dalam ujian standar dan relevansi dengan kebutuhan siswa, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks kontrol kualitas kerja ini menggambarkan pemeliharaan standar, menunjukkan kompetensi untuk menangani pendidikan menengah di Area Pemerintah Lokal Aguata Negara Bagian Anambra, Nigeria. Hal ini juga dapat dilihat sebagai aktivitas memeriksa situasi belajar untuk memastikan bahwa hasil akhir pendidikan menampilkan elemen-elemen penting dari kualitas.

 

2.2.           Strategi Pengawasan dan Jaminan Kualitas Pendidikan di Indonesia : Implikasi untuk Kebijakan Pendidikan.

Di Indonesia juga demikian, bahwa pendidikan memainkan peranan utama dalam kehidupan suatu bangsa (Ajayi 2007). Pendidikan tidak hanya dianggap sebagai instrumen sosialisasi dan reformasi yang sangat penting, tetapi sebagai sarana untuk meletakkan dasar bagi bangsa yang kuat dan kuat; ini dianggap sebagai instrumen untuk pengembangan dan integrasi, maka upaya terpadu selalu dilakukan untuk memastikan bahwa sistem berada di jalur melalui pengawasan dan pengawasan yang efektif. Dari sudut pandang holistik, Pendidikan adalah konsensus, terorganisir dan proses sistematis yang digunakan masyarakat untuk mentransmisikan nilai dan etosnya lintas ruang dan waktu.

Agar sistem pendidikan apa pun berhasil, para operator atau pelaksana memainkan peran yang sangat penting dan menonjol. Tidak peduli seberapa terpuji dan luhurnya tujuan sistem atau kebijakan apa pun, jika tidak dilaksanakan dengan baik, mereka akan sulit untuk dicapai. Keberhasilan atau kegagalan program pendidikan tergantung pada cara dan cara kepala sekolah dan guru menerapkannya di kelas. Ini adalah satu hal untuk merancang program yang indah, mendapatkan semua fasilitas yang dibutuhkan (baik manusia maupun material) adalah satu lagi untuk memberikan suasana pembelajaran yang kondusif dan mendapatkan program yang efektif dilaksanakan. Kebutuhan akan pengawasan instruksi yang efektif tidak boleh terlalu ditekankan jika kualitas yang dibutuhkan harus dijamin dan pendidikan negara manapun harus produktif. Sering kali baru-baru ini terjadi untuk mendengar dugaan jatuhnya standar pendidikan.

Aina (2004) menegaskan bahwa, pendidikan berada dalam krisis dan sangat membutuhkan pemikiran ulang dan memperbaharui. Ini adalah krisis yang meliputi semua tingkat pendidikan dan semua elemen pentingnya yaitu: pemerintahan, keuangan, akses, kualitas, relevansi dan arah. Sebenarnya ini adalah krisis yang mengancam seluruh proses reproduksi sosial dan budaya seluruh sistem nasional.

Fafunwa, dalam Fagbamiye (2004) dengan tepat mengamati bahwa standar pendidikan bukanlah masalahnya. "Apa yang sebenarnya jatuh adalah kemampuan kami untuk memenuhi standar yang ditetapkan". Implikasinya adalah bahwa standar telah ditetapkan untuk pendidikan, tetapi praktisi atau pelaksana sering gagal dalam memastikan bahwa standar tersebut tercapai dan dipelihara.

Selain itu, Ajayi (2007) menunjukkan bahwa, guru telah dituduh meninggalkan ruang kelas mereka dan tidak berdedikasi dan berkomitmen untuk tugas seperti dulu di masa lalu. Kepala sekolah juga belum terhindar dari kritik-kritik ini. Mereka juga telah dituduh tidak hidup untuk kepemimpinan dan tanggung jawab pengawasan mereka. Obaro (2007) Ajayi (2007) menegaskan bahwa banyak kepala sekolah kurang efektif dalam kurikulum dan tanggung jawab instruksional mereka.

Adewumi dan Ajayi (2001) berpendapat bahwa sebagai tanggapan terhadap kritik terhadap kualitas pendidikan dan sebagai ukuran peningkatan pada langkah ke bawah yang melotot pada standar pendidikan, pengawasan sekolah telah menjadi instrumen yang nyata untuk memeriksa kinerja guru dan siswa. Mereka berpendapat bahwa pemeriksaan sekolah dimasukkan oleh badan-badan misionaris yang memperkenalkan pendidikan barat dengan maksud untuk memastikan bahwa sekolah mereka menghasilkan orang-orang Nigeria yang secara moral sehat sementara mereka tidak mengabaikan standar, efisiensi dan profesionalisme.

Fafunwa, Adesina dan Taiwo di Fagbamiye (2004) berpendapat bahwa ketersediaan guru yang lengkap dan berkomitmen akan meningkatkan upaya yang dilakukan oleh semua yang berkepentingan untuk memecahkan masalah yang ada yang mengganggu sistem pendidikan, karena itu adalah kesimpulan terdahulu bahwa tidak ada sistem pendidikan dapat meningkat di atas kualitas gurunya.

Oleh karena itu, penting untuk dicatat bahwa dengan menanggung semua faktor lainnya, pengawasan yang efektif dari staf instruksional merupakan modalitas utama untuk mengintegrasikan kerja produktif ke dalam sistem sekolah. Pentingnya pengawasan di sekolah kita tidak dapat terlalu ditekankan terutama pada periode ini ketika ada kekhawatiran yang berkembang tentang jatuhnya standar pendidikan dan rendahnya kualitas pendidikan di sekolah kita.

Babalola (2004) menyatakan bahwa: kualitas pendidikan mengacu pada nilai pendidikan (dengan referensi input, proses belajar mengajar dan output / out datang). Kualitas input mengacu pada nilai guru, peserta pelatihan, buku teks, teknologi pengiriman, dan tugas atau kurikulum. Kualitas proses berkaitan dengan nilai proses belajar mengajar yang melibatkan rencana pelajaran, metode penyampaian, organisasi dan kontrol kelas, tindakan antar siswa-guru, partisipasi murid, penilaian dan evaluasi, penandaan dll, Kualitas hasil dan keluaran melibatkan akademis pencapaian dan pencapaian, nilai tambah melalui pendidikan, hasil pemeriksaan internal dan eksternal, dll.

 

2.3.           Pemanfaatan Buku Sebagai Jaminan Kualitas di Sekolah Menengah Pertama dalam Pengawasan Instruksi di Negara Bagian Enugu, Nigeria.

Pendidikan adalah alat penting untuk pembangunan manusia dan nasional. Ini adalah kunci pembangunan nasional. Pendidikan yang diberikan kepada warga negara suatu negara terutama di tingkat sekolah menengah harus memiliki kualitas yang baik untuk ditanamkan di dalamnya keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan diri dan kelangsungan hidup. Pendidikan berkualitas adalah suatu keharusan untuk membangun
warga yang bertanggung jawab yang dapat menggerakkan perekonomian bangsa dan bersaing dengan baik di dunia berbasis pengetahuan
hari ini.

Jaminan kualitas, dalam kata-kata Duff dan Hussey (2010), adalah proses memamerkan keunggulan. Juga Oxford Kamus Pembelajar Tingkat Lanjut (edition 6) menyatakan bahwa jaminan kualitas berkaitan dengan praktik mengelola produksi barang dan jasa untuk memastikan standar yang tinggi. Campbell dan Rozsnyai (2012), berpendapat bahwa kualitas
jaminan adalah semua yang mencakup efek di mana semua kebijakan dan tindakan yang melaluinya kualitas pendidikan dikembangkan
dan dipelihara.

Melia (2004) dalam Ekwukoma (2016) menyimpulkan kualitas sebagai standar. Pada saat yang sama, Woodhouse (1999), berpendapat bahwa jaminan kualitas berhubungan dengan semua kebijakan, sikap, tindakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan itu kualitas output dicapai di sektor pendidikan. Jaminan kualitas adalah memastikan bahwa produk atau layanan yang diberikan benar-benar sempurna, bahkan di luar harapan
dari penerima. Terutama karena menyangkut pengawasan instruksi yang merupakan hal utama yang mengarah ke
pencapaian tujuan pendidikan. Ukwungwu (2008) mengemukakan bahwa jaminan kualitas digunakan untuk mengekspresikan "kebugaran tujuan". Dia lebih lanjut menyatakan bahwa kualitas dalam pendidikan mengganggu efektivitas dan efisiensi sekolah
administrasi, pengajaran dan pembelajaran. Kualitas pengajaran dan pembelajaran hanya dapat dijamin melalui
supervisi instruksi. Dalam pendidikan menengah, itu berkaitan dengan semua kualitas yang mengarah pada kesuksesan dan hasil siswa yang terukur. Ini harus dilakukan dengan pengawasan pembelajaran dan pembelajaran.

 


BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS

 

3.1.           Pembahasan Isi Jurnal

Temuan dan analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas guru ditingkatkan dengan pengawasan dan kontrol kualitas yang efektif di bidang-bidang seperti persiapan pelajaran dan pengiriman yang lebih baik, pertumbuhan profesional, penggunaan metode pengajaran dan bantuan yang tepat. Intinya, semua diarahkan untuk pemeliharaan pendidikan menengah kualitatif berdasarkan standar pengajaran yang ditingkatkan.

Pada dasarnya, pengawasan dan kontrol kualitas adalah bahan yang diperlukan untuk pendidikan menengah kualitatif. Untuk setiap aktivitas pembelajaran yang tidak diawasi khususnya di negara yang belum berkembang seperti Nigeria pasti akan menghasilkan output yang tidak diinginkan. Mengingat pernyataan di atas, responden menegaskan bahwa pengawas memeriksa buku catatan siswa, menyebarkan informasi penelitian terkini dalam pendidikan. Pada bagian mereka sebagai pengawas internal, kepala sekolah mengunjungi kelas untuk memastikan kontrol kualitas dan mengawasi catatan pelajaran guru. Dalam perkembangan lain, pengawas eksternal, mengingat impor pena pengawasan menurunkan pengamatan yang tidak ramah terhadap kinerja guru yang buruk selama kunjungan sekolah. Laporan-laporan ini tidak berubah diteruskan ke Departemen Pendidikan.

Mengingat temuan, diamati bahwa ketidakefektifan guru dalam pelaksanaan tugas resmi tidak sepatutnya ditanyakan. Jika ini adalah situasinya, tidak ada yang akan berfungsi sebagai pencegah terhadap para guru yang gagal. Oleh karena itu, pelanggaran resmi terus berlanjut. Ini mungkin telah menyebabkan perilaku yang tidak dapat diatur dari beberapa guru yang terlibat dalam praktik pribadi (pp) selama jam sekolah resmi. Dalam beberapa kasus, pengawas 'internal' yang seharusnya berpura-pura tidak tahu tentang kesalahan profesional yang sedang berlangsung. Pada beberapa kesempatan lain, para guru yang berbuat salah bisa melumasi telapak tangan para pengawas agar dibebaskan dari kesalahan-kesalahan mereka.

Pengawasan dan kontrol kualitas pengalaman belajar telah dianggap sebagai proses yang sangat penting di mana pendidikan menengah kualitatif dapat dicapai. Hanya melalui proses ini dapat ada evaluasi yang tepat, umpan balik yang bermakna dan arah yang tepat dari guru sekolah menengah untuk memberikan hasil pengajaran dan pembelajaran yang diharapkan.

Dalam bidang pengembangan profesional para guru yang efektif dalam pengawasan dan kontrol kualitas dapat menghasilkan, Obi (2004) menyarankan strategi yang dapat membantu para guru meningkatkan pekerjaan mereka seperti, "metode penilaian diri, mikro-mengajar, kunjungan kelas, pengawasan klinis, lokakarya, metode demonstrasi antara lain. Namun, ini adalah strategi yang baik tetapi tanpa pengawasan yang memadai dan kontrol kualitas guru, strategi dipetakan untuk pengembangan profesional akan menjadi fatamorgana belaka dalam sistem pendidikan. Di antara strategi yang terdaftar, kunjungan kelas oleh pengawas internal dan eksternal memberikan kesempatan yang lebih besar terakhir untuk membantu dan membantu para guru untuk meningkatkan dalam teknik instruksional dan impartasi pengetahuan kepada peserta didik. Sejalan dengan temuan penelitian, Osika (2002) menegaskan bahwa, guru cenderung berkomitmen terhadap tugasnya jika kepala sekolah mengunjungi kelas secara teratur. Juga, seorang kepala sekolah yang tidak pernah mengunjungi ruang kelas untuk mengamati guru mendorong kemalasan di antara para guru.

Setelah penulis bandingkan dengan buku pembanding yang menjadi pembanding supervisi berkaitan dengan meningkatkan pengaturan untuk belajar, dan harus memiliki basis demokratis, filosofi yang menghormati perbedaan individu, dan mengasumsikan bahwa guru mampu mengembangkan, inisiatif, kemandirian, dan tanggung jawab. Ini kreatif, tidak perseptif, dan berlanjut dalam kegiatan yang direncanakan secara terencana dan dijalankan secara terencana. Supervisor sebagai orang yang mempercepat, merangsang, mendukung, dan mendorong para guru untuk mencoba hal-hal baru. Dia membantu orang menerima satu sama lain, dan tumbuh melalui interaksi mereka, dengan mendukung, membantu, dan berbagi daripada mengarahkan. Supervisi instruksional pada dasarnya berkaitan dengan hal apa saja yang mendorong perkembangan dan peningkatan situasi belajar mengajar dalam sistem sekolah. Dengan kata lain ini berkaitan dengan cara dan sarana untuk membuat guru bekerja secara efektif dan juga membuat siswa belajar sehingga sistem sekolah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dengan demikian salah satu dari banyak instrumen untuk jaminan kualitas dan kontrol kualitas sistem pendidikan adalah dorongan untuk membantu orang mengubah konsep diri mereka, cara berperilaku, sikap untuk dan / atau di dalam komunitas sekolah yang membina hubungan dan menciptakan iklim bagi para guru untuk memenuhi target. Iklim pengawasannya adalah interaksi antara pengawas dan guru di sekolah. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkan atasan dalam menjalankan tugasnya.

Tentu, supervisor terutama nara sumber, seorang guru dari guru yang menimbulkan pendidikan suara, baik informasi tentang metodologi manajemen kelas, inventif, bersemangat dan sangat sensitif terhadap nilai-nilai budaya, pasien orang, pendengar yang baik dan sangat ramah. Karena mereka (Pengawas) bekerja dengan keprihatinan manusia di sekolah, dan didedikasikan untuk keyakinan bahwa sekolah harus melayani orang-orang, daripada orang-orang yang melayani sekolah tujuan utama mereka adalah pertumbuhan manusia, yang mereka promosikan dengan menyediakan kontinuitas dan adaptasi konstan dalam program pendidikan. Mereka mencari metode pengajaran dan pembelajaran yang ditingkatkan, dan mengoordinasikan serta mengintegrasikan semua upaya dan bahan pendidikan. Pengawasan adalah bagian penting dari setiap pengaturan organisasi, tujuan akhirnya adalah promosi dan pengembangan pengaturan yang menguntungkan untuk pengajaran dan pembelajaran serta stimulasi, pengawasan dan penilaian kegiatan yang mengarah ke pencapaian tujuan instruksional pada kualitas yang ditentukan tingkat.

Kedua, supervisi sangat penting untuk memantau pelaksanaan kurikulum yang memastikan bahwa kurikulum dilakukan pada tingkat nol cacat. Melalui supervisi, guru yang tidak berpengalaman dibantu untuk tumbuh, bahkan yang berpengalaman sekalipun berkualitas, kompeten secara profesional dan dapat dipercaya masih perlu diawasi agar dapat terus mempertahankan standar yang tinggi. Sebagai hasil dari supervisi, guru belajar untuk mengisolasi dan menganalisa masalah mereka, mengembangkan kepercayaan pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pengajaran.

Demikian halnya dengan buku pembanding berikut, bahwa baik pengawas eksternal dan internal (kepala sekolah) tidak menggunakan
Buku Panduan Jaminan Kualitas saat menjalankan peran pengawasan mereka.
Ini karena mereka tidak dapat memastikan kualitas bisa dipertahankan pada saat melakukan evaluasi eksternal, jaminan kualitas sekolah secara teratur dan mereka tidak menggunakan dokumen jaminan kualitas komprehensif yang mengandung informasi tentang jadwal penilaian dan semua standar lainnya yang telah ditetapkan. Menurut Kementerian Federal Pendidikan (2010) menyatakan bahwa jaminan kualitas pendidikan di Nigeria adalah pergeseran paradigma dari yang sebelumnya praktek-praktek pengawasan dan pemeriksaan sekolah untuk proses pengawasan dan evaluasi yang menyediakan operasi baru cara evaluasi.

 

3.2.           Analisis Jurnal

Dengan demikian, seseorang dapat menyatakan secara pasti bahwa pengalaman belajar yang tidak dievaluasi dan tidak terawasi tidak berharga atau mengalami dalam sistem pendidikan apa pun. Dalam studi sebelumnya, Ekpoh dan Eze (2015) berpendapat bahwa, teknik pengawasan kepala sekolah dari mengunjungi kelas secara berkala untuk mengamati, tidak hanya bagaimana guru mengajar, tetapi juga situasi pembelajaran total dan hubungan guru-murid, meningkatkan kinerja pekerjaan guru. Hal ini sesuai dengan pandangan responden dalam pertanyaan penelitian dua, butir 8 dan 10. Penegasan responden menunjukkan bahwa kunjungan rutin kepala sekolah selama instruksi kelas meningkatkan produktivitas guru.

Hipotesis nol satu dan dua diterima atas dasar bahwa nilai-t terhitung kurang dari nilai-nilai kritis. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan dan kontrol kualitas guru sekolah menengah atas dan sekolah menengah di Aguata L.G.A tidak berbeda. Demikian juga, pengawasan dan kontrol kualitas guru sekolah menengah laki-laki dan perempuan di daerah tidak berbeda. Hal ini sama-sama menunjukkan bahwa teknik pengawasan, keterampilan, metode dan paparan dari pengawas internal dan eksternal untuk memastikan kontrol kualitas tetap sama, gender dan kader para guru terlepas. Peran pengawasan mengadvokasi kompetensi para guru untuk melaksanakan tugas mereka secara kredit, yang pada akhirnya memastikan hasil yang diinginkan. Dengan demikian, Ochuba (2009) mencatat bahwa, "jika industri pendidikan ingin melaksanakan fungsinya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, akan ada kebutuhan untuk checks and balances melalui pengawasan dan pemeriksaan kelas yang teratur dan efektif". Ini, pada intinya, adalah untuk memastikan dan mempertahankan output yang berkualitas oleh guru.

 

3.3.           Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal

Tanpa terkecuali, dalam penulisan jurnal ilmiah pasti ditemukan kelebihan dan kekurangan, demikian halnya dengan jurnal ilmiah yang berjudul “Pengawasan Pendidikan dan Pengendalian Mutu Sekunder
Pendidikan di Negara Bagian Anambra, Nigeria
”.

1.        Dari aspek ruang lingkup

a.         Kelebihan

1)       Jurnal ini menyajikan aspek metodologis yang mampu menjelajah permasalahan yang timbul, sehingga sangat mudah kita pahami apa yang menjadi inti dari jurnal ini.

2)       Jurnal ini menjelaskan bahwa pengawasan yang efektif dan kontrol kualitas guru di sekolah menengah dapat meningkatkan produktivitas mereka. Pengawasan pendidikan dan kontrol kualitas guru berdasarkan gender dan kader tidak berbeda secara signifikan.

3)       Jurnal ini membahas pentingnya jaminan kualitas pendidikan di dalam dunia pendidikan saat ini, yang sekaligus mengajak semua pihak bersama-sama memajukan pendidikan.

4)       Sekuel untuk semua ketentuan ini dibuat oleh pemerintah federal, yang memberikan pengawasan yang tidak efektif dan kontrol kualitas yang tidak memadai dapat menghambat tujuan sekunder pendidikan, yang seperti jembatan yang menghubungkan kelancaran transisi setiap anak Nigeria menjadi kewarganegaraan yang bermanfaat.

b.         Kekurangan

Di dalam jurnal ini disebutkan laju pertumbuhan standar pendidikan yang menurun di Nigeria tampaknya telah dituntut oleh pengawasan yang tidak efektif dan kontrol kualitas atas apa yang terjadi dalam sistem pendidikan sekunder. Padahal dengan pengawasan yang tepat, evaluasi pengalaman belajar baik kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik..

 

2.        Dari aspek tata bahasa

a.         Kelebihan

Dari segi tata bahasa tidak bisa kita pungkiri bahwa penulis jurnal ini sudah terbiasa dengan karya ilmiah, hal ini terbukti dari beberapa karya yang telah dipublikasikannya di beberapa jurnal internasional yang telah terindekfocus.

b.         Kekurangan

Penulis mengamati, kekurangan penulisan dalam tata bahasanya ini mungkin soal perbedaan kata-kata yang sering mereka gunakan, karena penulis jurnal ini adalah orang nigeria sedangkan penulis adalah orang Indonesia.


 

BAB IV PENUTUP

 

4.1.           Kesimpulan

Terbukti dari temuan penelitian bahwa pengawasan dan kontrol kualitas adalah kebutuhan untuk efektivitas guru dan hasil pembelajaran sekolah secara keseluruhan. Temuan penelitian ini menggambarkan pentingnya pengawasan pendidikan dan kontrol kualitas dalam pengembangan profesional dan produktivitas guru sekolah menengah. Sekuel ini, dapat dikatakan bahwa pengawasan yang efektif dan kontrol kualitas guru sekolah menengah dalam hal kunjungan kelas reguler oleh kepala sekolah, pengawas mendorong penggunaan alat peraga dan metodologi yang berbeda selama pengajaran oleh guru, penyebaran temuan penelitian saat ini. Pengawas menulis laporan antara lain memungkinkan guru untuk transit ke tingkat yang lebih tinggi dalam kinerja pekerjaan mereka berdasarkan tren baru yang dipelajari dalam proses pengawasan. Disimpulkan juga bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengawasan dan kontrol kualitas guru sekolah menengah dalam hal gender dan kader. Berdasarkan temuan penelitian, guru pendidikan menengah tidak dapat menjadi produktif tanpa pengawasan dan kontrol kualitas yang efektif, oleh karena itu, tantangan yang menghambat sistem seperti standar yang buruk, kualitas dan ketidakefektifan harus benar-benar ditangani melalui mempertahankan status quo. Apa pun tanpa pemeliharaan standar melalui pengawasan yang efektif dan kontrol kualitas akan menempatkan pendidikan pada risiko besar.

 

4.2.           Rekomendasi

Sekuel pentingnya pengawasan dan kontrol kualitas guru sekolah menengah Nigeria, rekomendasi berikut dibuat untuk memastikan pendidikan kualitatif melalui kompetensi profesional guru dalam sistem sekolah yaitu:

1.        Diperlukan sinergi antara ketentuan yang memadai untuk pengawas dari pemerintah di sekolah menengah dan produktivitas guru.

2.        Alat standar untuk pengawasan yang diarahkan untuk mengukur prestasi belajar harus dikembangkan.

3.        Pemerintah harus menyediakan logistik yang dibutuhkan bagi pengawas untuk memungkinkan kunjungan yang efisien ke sekolah-sekolah di daerah pedesaan.

4.        Pemerintah harus menahan diri dari seringnya reformasi dan kebijakan yang tidak dapat dipuaskan dalam sistem pendidikan.

5.        Pemerintah, manajer sekolah, orang tua dan masyarakat harus memastikan bahwa semua tangan berada di dek pada isu-isu pengawasan sekolah dan kontrol kualitas untuk mencapai pendidikan menengah kualitatif.

 

REFERENCES

Affianmagbon, B.E. (2007). Pengawasan pendidikan. Owerri: pers Universitas Internasional ltd

Arikewuyo, M.O. (2004). Pendanaan yang efektif dan jaminan kualitas dalam sistem Nigeria. Sebuah makalah yang dipresentasikan pada konferensi Nasional ke-1 dari institut pendidikan, Universitas Olasbisi Onabanjo, Ago –Iwoye .Jan 12-15.

Bailey, K M. (2006). Mengejar pengembangan profesional: Diri sebagai sumber. Bostan: Heinle & Heinle.

Ekpoh, U.I dan Eze, G.B. (2015). Teknik pengawasan utama dan kinerja guru di sekolah menengah di zona pendidikan Ikom, Cross River State, Nigeria. Jurnal pendidikan Inggris, 3 (6) 31-40

Hismanoglu, M. dan Hismanoglu, S. (2010). Persepsi guru bahasa Inggris tentang pengawasan pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan profesional mereka: Sebuah studi kasus Siprus utara. Novitas-ROYALS (penelitian tentang pemuda dan bahasa), 4 (1), 16-34.

Kpatakpa, E. (2008). Pengawasan guru sekolah dasar di kabupaten Jasikan. http://www.ir.ucc.edu.gh/dspace/biststream/123456789/…/kpatakpa%202008.pdf. Diakses 28 Desember 2015.

Obanya, P.A. (2002). Revitalisasi pendidikan di Afrika. Ibadan: Stirling Horden.

Obi, E. (2004). Manajemen hukum dan pendidikan. Enugu: Empati internasional.

Ochuba, V.O (2009). Meningkatkan kualitas pendidikan dalam pemeriksaan sekolah yang efektif. http://findarticles.com/plarticles/ miga3673 / is4129. Diakses 20/1/16.

Oluremi, O.F dan Oyewole, B.K. (2013). Pengawasan untuk jaminan kualitas dalam program pendidikan dasar universal di Nigeria. Jurnal ilmu sosial mediterania. 4 (6) 447-452.

Osika, E.O. (2002). Pengawasan instruksional kepala sekolah dan kinerja pekerjaan sekolah menengah di sebagai distrik senat Selatan Negara Bagian Cross River. Tesis M.Ed yang tidak dipublikasikan, universitas Calabar.

Republik Federal Nigeria (1999). Konstitusi 1999 dari Republik Federal, Nigeria. Lagos: Informasi Kementerian Federal.

Republik Federal Nigeria (2004). Kebijakan nasional tentang pendidikan. Lagos: Pers pemerintah federal.

Segun, O. (2004). Pengawasan pendidikan: perspektif dan praktik di Nigeria. Ile Ife. Universitas Ile Ife.

UNESCO (2000). Keadaan pendidikan di Nigeria. Abuja



5 comments:

  1. terimakasih pak sangat membatu saya dalam menyelesaikan tugas Kritical journal revew sebagai seoarng pemula saya mudah memahami nya karena cara penulisan bapak yang sederhana dan mudah dicerna.

    ReplyDelete