Pertemuan 5
CONTROLLERSHIP - RENCANA DAN PERENCANAAN
Oleh : Antonius Gultom - Universitas HKBP Nommensen
A. Materi Pembelajaran
2.1 Rencana
dan Perencanaan
B. Kegiatan
Pembelajaran
Mendeskipsikan perencanaan usaha hubungan waktu dan perencanaan, Menyusun rencana Strategis, Mendiskusikan peranan Controlen dalam perencanaan sterategi.
Rencana dan
Perencanaan
1.
Perencanaan
Usaha
Perencanaan usaha atau yang dikenal dengan
istilah business plan, merupakan sebuah hal yang penting untuk memulai
usaha. Dengan perencanaan usaha yang matang, tentunya bisa menakar profit
atau keuntungan di masa depan.
Dalam sebuah perencanaan usaha ada beberapa hal
yang penting untuk diketahui, di antaranya :
1) Visi yakni
merupakan sebuah bentuk cita-cita di masa depan yang dimiliki oleh perusahaan
yang mana nantinya akan melakukan usaha tersebut.
2) Kemudian, misi
yang merupakan sebuah hal yang khas ataupun unik dan juga mendasar sekaligus
membedakan perusahaan dengan perusahaan lain. Ini mengidentifikasikan ruang
lingkup kegiatan usaha atau perusahaan.
3) Tujuan yang
merupakan hasil dari suatu hal yang ingin dicapai oleh perusahaan atau usaha
yang bersangkutan.
4) Strategi yang
merupakan sebuah cara yang akan ditempuh perusahaan untuk memperoleh target
perusahaan dengan melibatkan seluruh sumber daya dan produksi yang ada
2.
Hubungan
waktu dan perencanaan
Walaupun waktu dalam perencanaan hanyalah digunakan sebagai batasan untuk mencapai tujuan organisasi, namun
faktor waktu tersebut sangat berpengaruh dan penting untuk
diperhatikan dalam membuat dan menetapkan suatu perencanaan. Waktu sangat diperlukan untuk
melaksanakan perencanaan efektif.
Fungsi
perencanaan dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Untuk menetapkan
suatu rencana diperlukan waktu tertentu. Cepat atau lambat waktu yang
diperlukan bergantung pada faktor-faktor yang dalam proses perencanaan
tersebut, baik dari dalam maupun dari luar diri para perencana.
Walaupun waktu dalam perencanaan hanyalah digunakan
sebagai batasan untuk mencapai tujuan organisasi, namun faktor waktu tersebut
sangat berpengaruh dan penting untuk diperhatikan dalam membuat dan menetapkan
suatu perencanaan. Besarnya pengaruh waktu dalam perencanaan terutama
dapat dirasakan dalam hal :
1) Waktu sangat diperlukan
untuk melaksanakan perencanaan efektif.
2) Waktu sering
dilakukan untuk melanjutkan setiap langkah perencanaan tanpa informasi
lengkap tentang variabel-veriabel dan alternatif-alternatif, karena waktu
diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3) Jumlah atau
rentang waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor waktu dalam
perencanaan pada setiap tingkatan manajemen berbeda-beda. Semakin tinggi
tingkatan manajemen akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam perencanaan.
Demikian juga periode waktu berlakunya rencana yang ditetapkan juga berbeda.
Pada umumnya, pembagian periode perencanaan berdasarkan tingkat
manajemen adalah sebagai berikut :
1) Manajer puncak,
membuat rencana-rencana jangka panjang antara 2 - 5 tahun atau lebih, contoh :
rencana dalam menghadapi strategi persaingan perusahaan, rencana untuk
menghasilkan suatu produk baru, dan lain sebagainya.
2) Manajer
menengah, membuat rencana-rencana jangka menengah antara beberapa bulan sampai 3
tahun, contoh : rencana dalam memperbaiki atau meninjau kembali jadwal produksi
dan koordinasi, rencana untuk memanfaatkan para manajer lini pertama secara
lebih baik, dan lain sebagainya.
3) Manajer lini
pertama, membuat rencana-rencana jangka pendek, bisa harian, bulanan, sampai
satu tahun, contoh : rencana untuk mengimplementasikan kebijakan, penugasan
kerja, dan metode kerja baru, rencana untuk menaikkan efisiensi, dan lain
sebagainya.
Sedangkan berdasarkan batasan waktu, pada
umumnya rencana dapat dibedakan menjadi :
1) Rencana jangka
pendek (short range plans), mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai
satu tahun.
2) Rencana jangka
menengah (intermediate range plans), mempunyai rentagan waktu antara beberapa
bulan sampai tiga tahun.
3) Rencana jangka
panjang (long range plans), meliputi kegiatan-kegiatan selama dua sampai lima
tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan 25 tahun atau lebih di masa
yang akan datang. Perencanaan jangka panjang biasanya berkenaan dengan
perencanaan strategik.
Namun begitu, tetaplah dirasakan sulit untuk
menentukan secara tepat suatu rencana dikatakan sebagai rencana jangka pendek,
jangka menengah, atau jangka panjang. Hal ini disebabkan karena masing-masing
perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda, sehingga waktu yang ditetapkan untuk
mencapai target tujuan dalam perencanaan juga berbeda. Selain itu, rencana juga
dapat berubah dari jangka panjang menjadi jangka pendek sesuai dengan
perjalanan waktu. sehingga batasan tentang waktu tersebut hanyalah sebagai
pedoman kasar dalam perencanaan.
Faktor waktu lainnya yang
mempengaruhi perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau
kembali dan diperbaiki. Hal in tergantung pada sumber daya yang tersedia dan
derajat ketetapan perencanaan manajemen. Hubungan yang sering dijumpai dalam
praktek adalah semakin panjang jangka waktu suatu rencana, semakin panjang
periode untuk peninjauan kembali dan perbaikannya. Demikian juga, semakin
penting rencana terhadap keberhasilan organisasi, maka rencana tersebut akan
semakin sering diteliti dan perhatikan.
3.
Menyusun Rencana Strategis
Rencana strategis organisasi merupakan elemen
penting dalam pengembangan sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini tidak
terbatas pada lingkup lembaga yang berorientasi pada kegiatan nirlaba atau kemasyarakatan,
tetapi juga pada organisasi berorientasi laba atau keuntungan. Organisasi
secara prinsipil memiliki pelbagai kesamaan meski dalam tujuan dan bentuk yang
berbeda.
Rencana strategis (renstra) umumnya dikaitkan
dengan sejauh mana sebuah organisasi bermimpi untuk mencapai satu tujuan.
Tujuan pada konteks ini merupakan bagian dari tujuan umum pembentukan
organisasi. Pada konteks ini, organisasi akan dihadapkan pada tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Renstra akan menjembatani pencapaian sebuah
organisasi baik pada jangka yang pendek maupun jangka yang Panjang.
Penyusunan restra perlu dilakukan secara
sistematis. Hasil dari renstra secara berkala tentu saja dapat dievaluasi,
diolah kembali atau diperbarui. Berikut ini adalah tips untuk ogranisasi yang
akan melakukan renstra:
1)
Menyusun Misi
Organisasi
Misi menjadi salah satu kata kunci dalam pengembangan
organisasi. Misi adalah bentuk sederhana dari keseluruhan cita-cita jangka
pendek sebuah organsiasi. Misi merangkum secara terperinci pelbagai aspek yang
ingin dicapai sebuah organisasi pada jangka waktu yang terukur. Misi meringkas
visi. Pada makna yang lain, misi menurunkan visi ke dalam kerangka ideal
capaian pada jangka yang lebih dekat, pendek atau lebih mungkin dilakukan untuk
atau sebagai proses mencapai visi.
Misi dinyatakan dalam sebuah pernyataan. Misi jangan dirangkum
secara kompleks melainkan secara jelas. Satu misi harus hanya berisi satu ide
capaian. Misi merangkum keseluruhan rencana atau memasukkan aspek capaian
secara global.
2)
Menyusun Tujuan (goal)
Organisasi
Goal adalah turunan dari misi. Jika misi menggambarkan tujuan
besar pada organisasi Anda, maka “tujuan” memperinci dan membatasinya dalam
jangka yang lebih dekat. Sama halnya dengan misi, tujuan dirumuskan dalam
pernyataan. Tujuan biasanya digambarkan dalam kalimat kerja yang aktif. Meski
demikian, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa tujuan baiknya ditulis
tidak dalam kata kerja.
Contoh dari tujuan:
a.
Pelayanan
publik akan membaik pada tahun 2016 (versi 1)
b.
Memerbaiki
pelayanan publik pada tahun 2016 (versi 2)
3)
Menentukan
Sasaran (objectives)
Sasaran merupakan turunan dari tujuan. Dalam satu
tujuan, terdapat beberapa hal atau dimensi yang harus dicapai. Sasaran
menjelaskan secara lebih terperinci apa yang dicapai pada setiap aspek. Sasaran
menjembatani untuk mencapai beberapa tujuan mikro yang menghantar pada misi
yang merupakan tujuan makro.
4)
Menyusun
Rencana Kerja
Rencana kerja (RK) menjadi acuan rinci untuk
memastikan misi, tujuan dan sasaran bisa dicapai. RK membuat rincian
aktivitas yang akan dilakukan guna mencapai rincian-rincian tujuan. Rencana
kerja perlu disusun untuk memastikan bahwa sebuah organisasi memiliki target
spesifik dalam pencapaian. Hal ini akan memermudah proses mengevaluasi dan
memantau ketercapaian tujuan, sasaran dan misi organisasi pada periode
tertentu.
Rencana
Kerja perlu menjawab beberapa pertanyaan spesfik berikut
ini:
1)
Apa yang akan
dilakukan?
2)
Siapa
penerima manfaat dari sebuah kegiatan?
3)
Siapa yang
melakukan?
4)
Apa hubungan
satu aktivitas dengan aktivitas lain guna mencapai tujuan dan sasaran?
5)
Kapankah
kegiatan akan dilakukan?
6)
Bagaimana
memantau dan mengevaluasi sebuah kegiatan?
Guna mempermudah, Rencana
Kerja dapat disusun dalam sebuah matrik atau tabel.
Rencana kerja juga perlu memerhatikan sumber daya pendanaan yang dibutuhkan.
Sumber daya manusia juga perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kerja.
4.
Peranan
Controler
Dalam
Perencanaan
Sterategi.
Tugas dan tanggungjawab
seorang controller di dalam perusahaan berskala menengah ke atas, sangat
penting,
bukan hanya bertindak selaku
pengukur/pemeriksa kinerja dan pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan
berujung pada persoalan moneter (laba), seorang controller juga otak di balik
kebijakan-kebijakan perusahaan (baik financial maupun operasional), otak di
balik strategi ekspansi (akusisi dan merger) yang secara official (dipermukaan).
Aktivitas apapun yang
dilakukan oleh perusahaan (riset, pengembangan, promosi, marketing, investasi,
produksi, pengiriman barang, kredit, penagihan, perekrutan pegawai, dsb), pada
akhirnya harus diukur dalam satuan moneter (uang). Hasil pengukuran kemudian
disandingkan dengan tujuan perusahaan, sehingga bisa diketahui: apakah
perusahaan sudah berjalan seperti yang diinginkan oleh pemilik usaha? Apakah
tujuan sudah tercapai? Seberapa besar tingkat pencapaiannya?
Semua itu dilakukan oleh
seorang controller dan team yang ada di bawahnya. Dari hasil pengukuran dan
pemeriksaan yang dilakukan (oleh team yang berada di bawahnya), controller
sekaligus memberi masukan kepada koleganya (Treasurer) dan atasannya mengenai: Apa yang harus diperbaiki,
aktivitas mana yang perlu ditingkatkan, mana yang perlu dikurangi atau bahkan
ditiadakan, apakah perlu menambah mesin, mesin mana yang perlu dihentikan
opersionalnya, dimana kelebihan kas seharusnya diinvestasikan, investasi mana
yang perlu dihentikan, apakah kebijakan kredit berlajalan efektif, apakah
barang persediaan sudah dikelola dengan baik, apakah perusahaan siap berekpansi, apakah
perusahaan siap untuk IPO, apakah perusahaan target layak untuk diakuisi,
dan lain sebagainya.
Lebih detailnya, berikut
ini adalah 5 tugas dan tanggungjawab utama seorang Controller:
1)
Memilih Dan Menentukan Metode Akuntansi Yang Digunakan
Seperti metode keilmuan
lainnya, akuntansi juga
memiliki berbagai variasi metode yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan
pengukuran, pencatatan (pengakuan) dan pelaporan yang
variatif juga. Perusahaan bebas memilih metode yang mana saja sepanjang
diterapkan secara konsisten dari waktu-ke-waktu, dari periode-ke-periode
lainnya.
Dan seperti aktivitas
lainnya di dalam perusahaan dimana semuanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan
perusahaan, pemilihan metode akuntansipun demikian. Controller bertugas untuk
memilih sekaligus menentukan metode akuntansi yang paling mampu mewujudkan
tujuan perusahaan.
Secara garis besar,
pemilihan metode tersebut dimaksudkan untuk membuat nilai aset, pendapatan dan
laba menjadi lebih tinggi, sementara biaya dan kewajiban (termasuk kewajiban
pajak) menjadi lebih rendah. Tentunya tanpa melanggaran standar dan ketentuan
hukum yang berlaku.
2)
Monitoring dan Audit Internal
Sering salah dipersepsikan
bahwa akvitas audit internal hanya sebatas pada pemeriksaan pembukuan semata,
memeriksa catatan dan angka-angka saja. Audit internal yang benar adalah memeriksa
semua arus proses
mulai dari arus uang, arus
barang, dan arus administrasi di semua bagian dalam perusahaan, untuk memastikan
bahwa:
a. Strategi, prosedur dan
kebijakan perusahaan telah diimplementasikan dengan benar. Khusus di wilayah
administrasi, pengawasan difokuskan pada kepatuhan terhadap tertib administrasi
dan tertib implementasi metode akuntansi yang telah ditentukan; dan
b. Sistim pengendalian intern
berjalan seperti yang diinginkan, yaitu meminimalisir kemungkinan pencurian, penggelapan
dan segala bentuk tindak kecurangan dan penyelewengan.
3)
Mengawasi Proses Pelaksanaan Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan
(atau financial accounting) adalah istilah yang dipergunakan untuk
mewakili proses assessment (pemeriksaan) dan measurement
(pengukuran) kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu.
Proses akuntansi keuangan
adalah yang terpenting diantara semua proses keuangan, karena dari proses
inilah pemilik perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan beropersi efektif
atau tidak, apakah perusahaan menghasilkan laba atau malah rugi. Termasuk
memperoleh gambaran sudah seberapa jauh perusahaan bertumbuh, tepatnya berapa
besarnya aset perusahaan setelah beroperasi sekian lama.
Hasil dari proses akuntansi
keuangan disajikan dalam satu set laporan yang disebut dengan Laporan Keuangan
(Financial Statement). Laporan Keuangan mungkin diterbitkan bulanan, kwartalan
atau tahunan, untuk dipergunakan oleh berbagai pihak di dalam maupun di luar
perusahaan (kreditur, pemerintah, investor, dan pemegang saham).
4)
Mengawasi Proses Pelaksanaan Akuntansi Manajemen
Ada serbu satu macam
keputusan yang harus diambil oleh manajemen perusahaan
setiap hari. Misalnya: pendistribusian kas, atau pembelian barang
persediaan, penentuan termin penjualan kredit, apakah bagian produksi perlu
lembur, apakah volume barang persediaan levelnya perlu diturunkan ata
dinaikan, apakah investasi di perusahaan lain perlu diteruskan atau
ditarik saja, apakah penjualan pelanggan A layak memperoleh kredit 60 hari
atau tidak, apakah piutang perlu dihapuskan, dll)
Untuk mempermudah proses
pengambilan keputusan sehari-hari sehubungan dengan berbagai aktivitas, perusahaan juga membutuhkan informasi
mengenai kondisi perusahaan untuk rentang waktu yang lebih singkat (misalnya: per hari atau minggu), para manager
memerlukan input informasi dari bagian akuntansi, tepatnya berupa laporan
tertentu.
Disamping informasi yang
tersaji dalam laporan keuangan (yang biasanya bersifat global untuk satu
perusahaan atau satu group), perusahaan juga membutuhkan informasi untuk
wilayah opersional yang lebih spesific, misalnya: bagaimana penjualan mingg
ini, seberapa efisien aset dikelola, seberapa bagus penjualan, seberapa
efektif/boros barang persediakan digunakan dalam opersional persahaan dan lain
sebagainya.
Laporan yang disajikan
untuk maksud-maksud di atas disebut “Laporan Internal Manajemen”. Proses pengumpulan, pengukuran, dan pelaporannya disebut
dengan “Akuntansi Manajemen” karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen internal perusahaan semata (bukan untuk pihak eksternal).
5)
Mengawasi Pelaksanaan Perpajakan Perusahaan
Disamping kelima tugas
utama di atas, seorang controller juga bertanggungjawab untuk memastikan
laporan pajak dan pembayarannya dilakukan tepat waktu. Disamping itu,
controller juga bertanggungjawab untuk memberi masukan mengenai strategi dan
perencanaan pajak perusahaan.
Untuk melaksanakan tugas dan
misi penting tersebut, seorang controller biasanya dibantu oleh beberapa team
handalan, yaitu:
a. Beberapa Akuntan Keuangan
Yang lebih banyak fokus pada proses pelaksanaan
akuntansi keuangan (pengumpulan bukti transaksi, pengklasifikasikan,
pengukuran, pengakuan dan dan pelaporan/disclosures)
b. Beberapa Akuntan Pajak
Jumlahnya tidak sebanyak akuntan keuangan tentnya.
Para akuntan pajak ini bertgas utama untuk melaksanakan perpajakan perusahaan,
mulai dari pengidentifikasian, penghitungan, pelaporan, analisa hingga perencanaan pajak.
c. Akuntan Biaya
Para akuntan ini, meskipun disebut dengan ‘Akuntan Biaya (Cost Accoungant)’
disamping bertugas menjalankan proses akuntansi biaya (termasuk cost control),
mereka juga berkerjasama dengan akuntan keuangan untuk menjalankan fungsi
akuntansi manajemen.
d. Auditor Internal
Atau Internal Auditors, adalah mereka yang khusus
melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan: semua alur
prosedur (uang, barang, dokumen) dan kebijakan sudah diimplementasikan sesuai
dengan yang sudah ditentukan oleh perusahaan terutama sesuai dengan sistim pengendalian internnya. Cakupan
pemeriksaannya adalah seluruh wilayah di dalam perusahaan.
e. Staff Anggaran (Budget)
Membuat dan mengawasi eksekusi anggaran yang telah
disetujui untuk semua bagian di dalam perusahaan. Melakukan analisa anggaran tertama sekali perbandingan antara anggaran dengan kenyataan yang
terjadi dalam pelaksanaannua. Melakukan koreksi, dan revisi yang diperlukan bila
terjadi perbedaan antara anggaran dengan kenyataan (setelah memperoleh
persetujuan).
Di perusahaan-perusahaan
berskala kecil dan menengah, seorang controller seringkali menjadi orang
terpenting di bagian keuangan karena posisi CFO dan Treasurer biasanya tidak
tersedia. Sehingga tugas dan tanggungjawab keuangan semuanya berada di pundak
seorang Controller.
No comments:
Post a Comment