Pertemuan 4
CONTROLLERSHIP - RENCANA DAN PERENCANAAN
Oleh : Antonius Gultom - Universitas HKBP Nommensen
A. Materi Pembelajaran
2.1 Rencana
dan perencanaan
B. Kegiatan
Pembelajaran
Mendeskripsikan Akuntansi, Pertanggung jawaban dan perilaku biaya, Menganalisis penyimpangan biaya, Mendeskripsikan unsur-unsur pemasukan, Mengkaji tajam dan kebijakan pemasukan, Mendiskusikan system penyuluhan yang baik dalam perusahaan.
A.
Rencana
dan Perencanaan
1.
Pengertian
Rencana dan Perencanaan
Rencana adalah
gambaran suatu keinginan yang hendak dicapai.
Perencanaan
adalah pekerjaan untuk memilih
sasaran, kebijakan, prosedur, dan program yang diperlukan untuk mencapai apa
yang diinginkan pada masa yang akan datang.
2.
Hubungan
Rencana dan Perencanaan
Planning diproses
oleh planner, hasilnya menjadi plan. Perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan rencana. Produk dari perencanaan adalah rencana.
Perencanaan dan
rencana sangat penting karena :
1)
Tanpa perencanaan
dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2) Tanpa perencanaan
dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan.
3) Rencana adalah
dasar pengendalian, karena tanpa adanya rencana, pengendalian tidak dapat
dilakukan.
4) Tanpa perencanaan
dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses manajemen pun tidak ada.
3.
Maksud Dan Tujuan
Perencanaan
1)
Maksud Perencanaan
adalah :
a. Perencanaan adalah salah satu fungsi manajer yang meliputi seleksi atas
alternatif-alternatif tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur,
dan program-program.
b. Perencanaan, sebagian besar merupakan usaha membuat hal-hal terjadi
sebagaimana dikehendaki.
c. Perencanaan adalah suatu proses pemikiran, penentuan tindakan-tindakan
secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan menyangkut tujuan, fakta, dan
ramalan.
d. Perencanaan adalah usaha menghindari kekosongan tugas, tumpang tindih,
dan meningkatkan efektivitas potensi yang dimiliki.
2)
Tujuan
Perencanaan adalah :
a. Untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program
serta memberikan cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.
b. Untuk menjadi ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah
dengan baik kepada tujuan.
c. Untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
d. Menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan mempunyai
tujuan.
e. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh
pekerjaan.
f. Untuk membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.
g. Menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
h. Untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.
i. Untuk membantu meningkatkan daya guna dan hasil guna organisasi.
4.
Keuntungan Dan
Kerugian Perencanaan
1)
Keuntungan
perencanaan :
a. Dengan perencanaan tujuan menjadi jelas, objektif, dan rasional.
b. Perencanaan menyebabkan semua aktivitas terarah, teratur, dan ekonomis.
c. Perenanaan akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki.
d. Perencanaan menyebabkan semua aktivitas teratur dan bermanfaat.
e. Perencanaan dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan.
f. Perencanaan dapat memperkecil resiko yang dihadapi perusahaan.
g. Perencanaan memberikan landasan untuk pengendalian.
h. Perencanaan merangsang prestasi kerja.
i. Perencanaan memberikan gambaran mengenai seluruh pekerjaan dengan jelas
dan lengkap.
j. Dengan perencanaan dapat diketahui tingkat keberhasilan karyawan.
2)
Kerugian
perencanaan :
a. Perencana akan membatasi tindakan dan inisiatif para bawahan, karena
mereka harus bekerja sesuai dengan pola yang telah ditetapkan.
b. Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan yang perlu diambil dalam
keadaan darurat, padahal keadaan darurat perlu diambil keputusan yang cepat.
c. Informasi yang dibutuhkan untuk meramalkan masa yang akan datang, belum
tentu tepat, sehingga manajer tidak akan dapat secara pasti meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang.
d. Biaya yang diperlukan untuk perencanaan cukup besar, bahkan dapat melampaui
hasil yang akan dicapai.
e. Perencanaan mempunyai penghalang-penghalang psikologis, karena orang
lebih memperhatikan masa sekarang daripada masa yang akan datang.
Akuntansi
Akuntansi adalah seni untuk mencatat, meringkas,
menganalisis, dan melaporkan data yang berkaitan dengan transaksi keuangan
dalam bisnis atau perusahaan.
B. Pertanggung
jawaban dan perilaku biaya
Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu proses
pengumpulan dan pencatatan serta penyajian laporan atas transaksi ataupun data
keuangan yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Laporan yang disajikan dapat
digunakan untuk membantu manajemen dalam memperoleh informasi yang berhubungan
dengan pendapatan dan biaya sebagai ukuran kegiatan yang telah dilaksanakan
berdasarkan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
Akuntansi
pertanggung jawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan
pusat pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk
orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan
pendapatan yang dianggarkan (Mulyadi, 2004: 218).
Sistem
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan mutakhir yang berisi
cara pengendalian biaya produksi dan non-produksi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, informasi akuntansi
dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang terjadinya informasi tersebut
untuk dimintakan pertanggungjawaban kepada yang bersangkutan. Pertanggungjawaban
manajer tersebut terkait dengan wewenang yang dimiliki untuk dapat
mengendalikan sesuatu yang berada di bawah wewenangnya, diantaranya aktiva,
pendapatan, dan biaya.
Akuntansi pertanggungjawaban selalu berkembang. Ada beberapa perkembangan
dari akuntansi pertanggung jawaban, yaitu akuntansi tradisional dan akuntansi
aktivitas.
1.
Akuntansi
Tradisional
Suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai
dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat
ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan
biaya atau pendapatan yang dianggarkan.Akuntansi pertanggungjawaban ini disebut
tradisional karena masih menggunakan cara manual, yaitu pemanggilan dari
masing-masing kelompok anggota.
Sistem akuntansi ini memiliki manfaat sebagai dasar
penyusunan anggaran, penilai kinerja manajer sentra pertanggungjawaban, dan sebagai
pemotivasi manajer.
2.
Akuntansi
Aktivitas
Suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan & pelaporan biaya dilakukan menurut aktivitas penambah
dan bukan penambah nilai (value & non value added activities). Sistem
akuntansi ini lebih maju karena tidak menggunakan pelaporan berdasarkan
kelompoknya, tetapi berdasarkan aktivitasnya. Akuntansi pertanggungjawaban
aktivitas dapat bermanfaat untuk memungkinkan
aktivitas pengelolaan dan pemantauan efektivitas jadwal keuangan perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki perkembangan akuntansi
pertanggung jawaban yang berbeda. Kedua perkembangan di atas merupakan jenis
yang bisa disesuaikan dengan tipe perusahaan. Dengan menggunakan akuntansi
tradisional, mungkin lebih bisa mengetahui laporan secara akurat dari
masing-masing bagian. Sedangkan dengan akuntansi aktivitas, bisa melihat proses
perkembangan perusahaan berdasarkan aktivitas.
Untuk mendapatkan laporan akuntansi
pertanggungjawaban secara cepat dan mudah berdasarkan aktivitasnya, tentunya
perusahaan membutuhkan suatu sistem akuntansi online yang dapat terhubung
dengan banyak divisi, dapat dipantau kapan saja dan menyajikan laporan keuangan
secara realtime.
C.
Penyimpangan Biaya
Penetapan anggaran
biaya produksi bagi sebuah
perusahaan, khususnya
perusahaan pengolahan /
perusahaan manufaktur yang mengelola
bahan baku menjadi produk
barang jadi atau
setengah jadi adalah hal yang mutlak dilakukan karena akan berhubungan
dengan penetapan harga pabrikasi, harga pokok penjualan dari
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Untuk itu
diperlukan suatu kajian yang
teliti dalam menganalisis
dan menetapkan anggaran biaya
produksi terhadap suatu produk, tujuan dari kajian ini adalah untuk
menghindarkan perusahaan dari pemborosan
biaya yang tidak
berhubungan dengan produksi atau
terjadi pembengkakan harga (mark-up), sehingga pada
akhirnya akan merugikan atau mengurangi keuntungan bagi perusahaan.
Adanya anggaran
biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan,
maka dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan secara lebih terperinci
terhadap unsur-unsur biaya produksi dapat
dilaksanakan, dengan kata lain anggaran biaya produksi harus
didukung oleh anggaran modal kerja,
anggaran bahan baku dan
persediaan, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead
pabrik. Agar pelaksanaan
anggaran yang telah disusun
dapat mencapai sasaran
yang diinginkan, maka pihak-pihak
dalam perusahaan harus melakukan
pengawasan.
Pengawasan melalui
anggaran dapat dilakukan dengan
cara membandingkan antara anggaran
dan realisasinya. Bila terdapat
penyimpangan maka pihak
yang berwenang
(pimpinan/manajer) perusahaan
dapat mengambil tindakan korektif, preventif, dan persuasif
sehingga kegiatan perusahaan tetap berjalan
untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Penyimpangan biaya
(cost variance) adalah selisih
antara biaya yang sesunguhnya terjadi
dengan biaya standard.
Selisih ini dapat dibedakan menjadi dua selisih
yaitu biaya sesungguhnya lebih
kecil dari biaya yang ditetapkan (standard), biaya
yang sesungguhnya lebih besar
dari biaya yang
ditetapkan (standard).
Dalam rangka
tindakan perbaikan untuk masa
yang akan datang penyimpangan atau
selisih biaya tersebut
perlu dianalisa untuk mengetahui
apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan.
Dengan mengetahui penyebabnya maka
dapat diputuskan apa yang harus diperbaiki.
Selamat Sinuraya
(1987:87), mengemukakan
bahwa analisis penyimpangan biaya
produksi dapat dibedakan menjadi
:
1.
Penyimpangan harga
barang (material price variance)
Yaitu
selisih harga beli
barang yang sesungguhnya dengan
harga menurut standard. Apabila harga actual
perunit lebih besar dari
harga standar maka penyimpangan yang
merugikan, sebaliknya
apabila harga aktual
perunit lebih kecil dari
harga standard maka selisih
merupakan selisih yang menguntungkan.
2.
Penyimpangan pemakaian
bahan (material quantity variance)
Selisih
antara pemakaian bahan
yang sesungguhnya dengan pemakaian menurut standar.
Apabila pemakaian bahan yang
sesungguhnya lebih besar dari
pemakaian menurut standar
berarti terjadi penyimpangan yang
merugikan. Bila pemakaian yang sesungguhnya lebih kecil dari pemakaian
standar maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan.
3.
Penyimpangan tarif
upah (labor rate variance)
Selisih antara tarif upah yang dibayarkan dengan
penetapan upah standar. Apabila tarif upah yang sesungguhnya
lebih kecil dari upah standar
berarti terjadi penyimpangan yang
menguntungkan, sebaliknya
bila tarif upah
yang sesungguhnya lebih besar dari
tarif upah standar maka terjadi penyimpangan yang merugikan.
4.
Penyimpangan jam
kerja buruh (labor time variance)
Selisih
antara jam kerja
yang sesungguhnya dengan jam kerja
standar, apabila jam kerja
yang sesungguhnya lebih kecil
dari jam kerja standar
maka terjadi penyimpangan yang menguntungkan, sebaliknya
bila jam kerja yang sesungguhnya
lebih besar dari jam kerja standar
maka terjadi penyimpangan yang
merugikan.
5.
Penyimpangan biaya
overhead pabrik (overhead
variance)
Selisih
antara biaya overhead
pabrik aktual dengan biaya
overhead yang ditetapkan.
Berdasarkan tingkah lakunya, biaya overhead
ini dapat dibedakan atas variabel
overhead dan fixed overhead.
Untuk
menganalisis penyimpangan biaya overhead
pabrik ini digunakan
metode selisih yaitu :
1.
Metode dua
selisih, meliputi :
1) Selisih terkendali
(controlable variance),
Yaitu selisih antara
biaya overhead sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan.
2) Selisih volume
(volume variance),
Yaitu
selisih antara biaya overhead yang
dianggarkan pada jam standar
dengan biaya yang dibebankan pada produk.
2.
Metode tiga
selisih, meliputi :
1) Spending variance
adalah selisih antara biaya
overhead yang sesungguhnya dengan
biaya overhead standar menurut
jam kerja yang sesungguhnya.
2) Idle capacity
variance adalah selisih antara
biaya overhead yang diperkenankan (budget allowance) berdasarkan jam
kerja sesungguhnya dengan biaya overhead yang
dibebankan (overhead applied) atas dasar jam kerja sesungguhnya.
3) Efficiency
variance adalah selisih antara biaya
overhead yang dibebankan menurut
jam kerja sesungguhnya dengan
biaya overhead yang dibebankan menurut harga standar.
Adapun langkah-langkah yang
perlu dipertimbangkan dalam menganalisis penyimpangan adalah :
1.
Menentukan besarnya
perbedaan antara biaya standar
dengan biaya actual.
2.
Menganalisis penyebab
terjadinya penyimpangan
3.
Mengambil tindakan
perbaikan agar dapat meminimalkan
penyimpangan untuk masa yang akan datang.
Dengan menganalisis
setiap penyimpangan biaya produksi
yang terjadi, maka pimpinan
perusahaan dapat menganalisis
aktivitas yang telah dijalankan secara lebih
mendasar guna perencanaan selanjutnya.
Formula
yang digunakan dalam menganalisis penyimpangan, Selamat Sinuraya (1987:195) sebagai berikut :
1.
Penyimpangan
biaya bahan baku.
1)
Penyimpangan
harga barang (material price variance)
MPV = ( AP –
SP ) x AQ
Dimana
:
AP = actul
price,
SP =
standard price,
AQ = actual quantity
2)
Penyimpangan pemakaian
bahan (material quantity variance)
MQV = ( AQ – SQ )
x SP
Dimana :
AQ = actual quantity,
SQ = standard quantity,
SP = standard price
2.
Penyimpangan biaya
tenaga kerja langsung
1)
Penyimpangan tarif
upah (labor rate variance)
LRV = ( AR –
SR ) x
AH
Dimana
:
AR = actual
rate,
SR =
standard rate,
AH = actual hours
2)
Penyimpangan jam kerja (labor time variance)
LTV = ( AH –
SH ) x
SR
Dimana
:
AH = actual hours,
SH =
standard hours,
SR = standard rate
3.
Penyimpangan
biaya overhead pabrik
1)
Selisih terkendali
(controlable variance)
(Actual
Overhead -
Budget Allowance On Standard Hours)
2)
Selisih volume
(volume variance)
(Budget
Allowance On Standard Hours - Overhead Applied)
Analisis penyimpangan biaya sangat di perlukan suatu
perusahaan dalam hal pengambilan suatu keputusan.
Analisis penyimpangan ini dilakukan dengan cara memperbandingkan
antara anggaran atau biaya dan realiasi. Perbedaan antara angka anggaran atau biaya dengan realisasi ini disebut penyimpangan atau variance.
D.
Unsur-unsur Pendapatan
Didalam
unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah asal dari pada pendapatan itu
diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:
1.
Pendapatan
hasil produksi barang atau jasa
2.
Imbalan yang
diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh
pihak lain
3.
Penjualan
aktiva diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur pendapatan lain-lain suatu
perusahaan.
E.
Sumber-sumber
Pendapatan
Dalam
pendapatan diketahui bahwa sumber pendapatan itu dapat melalui beberapa aspek
dimana dapat dijabarkan menjadi tiga sumber pendapatan yaitu :
1.
Pendapatan
operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan.
2.
Pendapatan non
operasional, pendapatan yang tidak terkait dengan aktivitas perusahaan, yaitu
pendapatan yang didapat dari faktor eksternal.
3.
Pendapatan luar
biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tak terduga dimana pendapatan ini
tidak sering terjadi dan biasanya diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang
akan datang. (Baridwan, 2011:28-35)
F.
Kebijakan Pemasukan
Pemasukan
perusahaan bisa terbagi atas 3 jenis yaitu pemasukan kerja, portofolio dan
pasif.
1. Pemasukan
kerja merupakan pendapatan yang diperoleh dari melakukan pekerjaan misalnya
penjualan tunai untuk produk yang diproduksi perusahaan.
2. Pemasukan
portofolio merupakan pendapatan yang didapat dari bursa efek misalnya saja
pembagian dividen.
3. Pemasukan pasif adalah pendapatan
yang terus menghasilkan meskipun Anda tidak melakukan suatu pekerjaan seperti
pendapatan dari menyewakan gedung.
G.
System penyuluhan dalam
perusahaan.
Mardikanto
(2009) merangkum kegiatan penyuluhan dari berbagai pemahaman, yaitu :
1. Penyebarluasan
(informasi), penyuluhan sebagai terjemahan dari kata “extention”, dapat diartikan
sebagai proses penyebarluasan, dalam hal ini informasi tentangilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang dihasilkan leh perguruan tinggi kedalam praktek atau
kegiatan teknis.
2. Penerangan/penjelasan,
penyuluhan berasal dari kata ”sulu” atau obor, dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan
terang bagi yang dalam kegelapan.
3.
Pendidikan
non-formal (luar sekolah)
4. Perubahan
perilaku, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh
dan yang disuluh agar terbangun “perubahan perilaku” yang merupakan
perwujudan dari : pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
5. Rekayasa
sosial, melakukan segala upaya untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka
tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
dalam sistem sosialnya masing-masing.
6. Pemasaran inovasi
(teknis dan sosial)
7. Perubahan
sosial, penyuluhan dalam jangka panjang diharapan mampu menciptakan
pilihan-pilihan baru untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya.
8. Pemberdayaan
masyarakat, penyuluhan bertujuan untuk mewujudkan
masyaraka tmadani dan mandiri dalam pengertian dapat
mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.
9. Penguatan
kapasitas, upaya untuk melebih mampukan individu agar lebih mampu berperan
di dalam kelompok dan masyarakat global.
No comments:
Post a Comment