Friday, December 23, 2022
Thursday, October 13, 2022
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
BAB VII
MERANCANG DAN MENERAPKAN
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN EKSPOSITORI
Oleh : Antonius Gultom
PERTEMUAN KE – TUJUH
A. PENGERTIAN PENDEKATAN
EKSPOSITORI
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan
materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada siswa. Dalam hal
ini, guru memberi pesan (materi) yang telah siap sehingga siswa tidak perlu
mencari, menemukan dan memecahkan sendiri.
Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher centered).
Guru berperan sebagai penyampaian materi pelajaran membimbing dan mengarahkan
kegiatan kepada siswa serta mendukung dan memperkuat informasi agar dipelajari
siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan ekspositori yang penting
adalah menentukan informasi apa yang akan diberikan kepada siswa. Selain itu,
harapan-harapan apa yang harus diingat dan diserap oleh siswa dari informasi
yang disampaikan guru. Jika dikaitkan dengan jenis komunikasi maka pendekatan
ekspositori termasuk satu arah, yaitu dari guru kepada siswa. Komunikasi satu
arah adalah jenis komunikasi yang mementingkan pemberi informasi (pemberi
pesan). Penerima informasi (penerima pesan) bersifat pasif, yang aktif adalah
pemberi pesan. Misalnya, informasi lewat radio. Penerima informasi (penerima
pesan), yaitu pendengar radio hanya rnendengarkan (pasif).
Agar aktif maka pemberi pesan harus memberi tugas kepada penerima pesan tugas
itu dapat berupa menembak siapa pelaku utama dari "drama" atau "sandiwara"
radio yang baru didengarnya agar lebih menarik, ada hadiah. Salah satu bentuk
metode mengajar yang berlandaskan pendekatan ekspositori adalah metode ceramah.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, guru menyampaikan
materi pelajaran secara lisan.
Murid atau siswa hanya mendengarkan (pasif). Agar lehih aktif perlu diberi variasi, misalnya dalam menjelaskan digunakan alat peraga (media) yang berupa peta. Para siswa diminta mengamati peta, melengkapi peta, menyebut nama kota, gunung, sungai dan hasil tambang pada suatu daerah. Jika dipandang perlu, siswa diminta mengisi "peta buta" yang sudah disiapkan oleh guru atau mengisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang sudah disiapkan. Dengan bervariasi dalam menyajikan, siswa akan menjadi lebih aktif.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAjARAN IPS DI SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai contoh pendekatan
ekspositori) perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifatnya yang kurang baik,
yaitu berikut ini:
1. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi
memecahkan masalah sehingga daya serap siswa kurang tajam.
2. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap.
Apalagi jika menggunakan kata-kata asing.
3. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapannya
untuk mengeluarkan pendapat.
4. Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
5. Dapat menimbulkan kebosanan siswa dan verbalisme.
Metode ceramah dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini:
1. Bahan ceramah yang akan
diberikan jumlahnya/volumenya sangat banyak.
2. Banyak atau materi yang akan
diberikan merupakan bahan baru.
3. Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah berikut ini:
1. Melakukan kegiatan
pendahuluan.
1) Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
2) Mengemukakan pokok-pokok
materi yang akan disajikan.
3) Memancing pengalaman siswa
yang relevan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2. Menyajikan bahan pelajaran
dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini.
1) Perhatian siswa
2) Menjelaskan materi pelajaran
3) Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi
4) Umpan balik dari siswa untuk guru
5) Motivasi perlu selalu ditimbulkan
3. Menutup pelajaran dengan
kegiatan sebagai berikut.
1) Menarik kesimpulan dari bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi kembali bahan pelajaran
yang telah dipelajari dengan menghubungkan mata pelajaran lain.
3) Melaksanakan penilaian akhir untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian tujnan pembelajaran.
4) Tindak lanjut.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Sebagai contoh untuk menerapkan pendekatan ekspositori (metode ceramah),
diambil kurikulum Sekolah Dasar kelas 6 semester II.
1. Kompeteasi Dasar
Kemampuan memahami gejala
alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara tetangga
2. Materi Pokok
Gejala alam dan sosial Indonesia
dan Negara tetangga.
3. Hasil Belajar
1)Membandingkan gejala alam
Negara Indonesia dengan Negara-negara tetangga.
2)Mendeskripsikan gejala
sosial Indonesia dan Negara-negara tetangga.
4. Indikator
1) Menunjukkan pada peta letak dan nama Negara-negara tetangga
Indonesia.
2) Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan Negara-negara
tetangga
3) Membandingkan ciri - ciri gejala sosial di Indonesia dengan
Negara-negara tetangga.
4) Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah memahami materi pokok, hasil belajar dan indikatornya, guru dapat
memilih materi apa yang dapat dijelaskan dan materi apa yang diberikan sebagai
tugas. Dalam memilih materi perlu memperhatikan sumber serta fasilitas yang
tersedia.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan
pendahuluan
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Mengemukakan pokok-pokok materi.
3) Memberikan apersepsi.
Misalnya guru bertanya :
siapa yang pernah mencari kota Bangkok dan Singapura dalam peta? Dinegara apa
kota Bangkok dan kota Singapura? Selanjutnya, guru menjelaskan letak kota
Bangkok dan Singapura.
2. Menyajikan bahan pelajaran
Untuk menyajikan bahan
diatas, guru menggunakan peta Asia tenggara. Dijelaskan letak negara-negara di Asia
tenggara dan ibu kotanya masing-masing. Setelah itu dijelaskan ciri-ciri gejala
sosialnya. Perlu dijelaskan kewaspadaan bagi Indonesia terhadap, gejala sosial,
mengapa?
3. Menutup pelajaran dengan
kegiatan
1) Membuat kesimpulan.
2) Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya atau menanggapi materi yang telah diajarkan.
3) Melaksanakan evaluasi dan
tindak lanjut.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakan
latihan berikut!
1. Sebutkan sifat-sifat yang
kurang baik dari metode ceramah (sebagai contoh pendekatan ekspositori)!
2. Bilamana metode ceramah dapat
digunakan?
3. Sebutkan langkah-langkah
dalam melaksanakan metode ceramah!
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL
MERANCANG DAN MENERAPKAN
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN PERSONAL
Oleh : Antonius Gultom
A. PENGERTIAN PENDEKATAN PERSONAL
Pendekatn personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu
dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks.
Keberadaan siswa dalam kelompok banyak mempunyai arti untuk mengenal dirinya
sebagai pribadi sehingga dapat menghasilkan hubungan interpersonal
(antarpribadi) yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keadaan emosional siswa
perlu diperhatikan agar siswa dapat mengembangkan hubungan yang produktif
dengan lingkungan.
Melalui pendekatan personal siswa diharapkan dapat melihat dan pribadi dan
sebagai pribadi yang berada ditengah-tengah kelompok. Setiap individu mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, perlu adanya sikap
dan perlakuan yang berbeda kepada setiap individu.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
YANG BERDASARKAN PENDEKATAN PERSONAL
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang
akan dipilih sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Metode ini berdasarkan
pada teori Glasser yang mempunyai dua asumsi, pertama, bahwa manusia itu
mempunyai 2 kebutuhan dasar, yaitu cinta dan harga diri. Kedua, kebutuhan
tersebut berakar dalam hubungan antar manusia. Masalah individu muncul apabila ia
tidak dapat memenuhi 2 kebutuhan pokok.
Metode pertemuan kelas, dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe sebagai berikut:
1. Tipe Pertemuan Pemecahan masalah Sosial
Dalam pertemuan ini siswa
berusaha mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan berperilaku dengan
jalan memecahkan masalahnya didalam kelas.
2. Tipe Pertemuan Terbuka
Guru memulai pertemuan
dengan pertanyaan "apa yang menarik perhatian kalian?". Siswa
diberikan kebebasan dalam memikirkan dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
berinistatif untuk berdiskusi dengan memunculkan suatu topik yang menarik
berdasarkan pengalamannya.
3. Tipe Pertemuan Terarah dan Terbuka
Pada dasarnya sama dengan
tipe kedua, tetapi permasalahannya diarahkan kepada hal-hal yang sedang
dipelajari siswa.
Beberapa pedoman guru dalam menerapkan metode pertemuan kelas, antara
lain berikut ini:
1) Guru mengarahkan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar
2) Kepemimpinan guru sebagai penengah
3) Dalam tahapan tertentu guru harus mendorong siswa untuk
berinisiatif
4) Guru mengembangkan hubungan yang sangat menarik dan sensitive
5) Guru mendorong siswa untuk bertanggung jawab mendiagnosis
perilaku sendiri dan menolak perilaku yang tidak dapat dipertangungjawabkan.
6) Guru secara keseluruhan mengidentifikasikan, memilih dan menaati
alternatif perilaku.
7) Guru harus mampu menciptakan iklim terbuka dan mengendalikan
kelompok untuk menilai perilaku, mengambil kesepakatan dan menilai tindak
lanjut
Langkah - langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah berikut ini:
1. Menciptakan Iklim yang
Mengundang Keterlibatan
Guru berupaya untuk
menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa. Iklim yang mengundang
keterlibatan adalah iklim yang hangat, bersifat pribadi dan hubungan guru dan
siswa dan siswa dengan siswa. Tugas guru adalah berikut ini:
1) Mendorong setiap siswa untuk
berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Menyeleksi pendapat siswa
tanpa disertai dengan celaan dan penilaian.
2. Menyajikan Masalah
untuk Diskusi
Tugas siswa dibantu guru
adalah berikut ini:
1) Mengajukan masalah
2) Mengemukakan masalah
3) Mendeskripsikan masalah
4) Mengidentifikasi konsekuensi
5) Mengidentifikasi norma sosial
3. Mengembangkan Pertimbangan
Nilai Pribadi
Siswa dapat membuat
pertimbangan pribadi terhadap perilakunya sendiri. Untuk dapat melakukan
tindakan tersebut siswa harus :
1) Mengidentifikasi nilai dari masalah perilaku dan norma sosial
2) Membuat pertimbangan pribadi terhadap norma-norma sosial yang
dapat mengarah kepada pemilihan perilaku dan nilai-nilai perilaku yang
ditemukan.
4. Mengidentifikasi Alternatif
Tindakan
Siswa mengidentifikasi
alternatif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk menaatinya
5. Merumuskan Kesepakatan
Siswa secara bersama
merumuskan kesepakatan. Apa yang sudah ditentukan dan dirumuskan bersama harus
dipenuhi dan ditaatinya.
6. Perilaku Tindak Lanjut
Mengukur efektivitas
kesepakatan dan perilaku baru.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERSONAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas 5 semester 2, sebagai
berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami
perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh Pergerakan
Nasional.
2. Pokok Bahasan (materi pokok)
Perjuangan melawan penjajah
dan Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Hasil Belajar
1) Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan
tokoh-tokoh pejuang setempat.
2) Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1982 dalam mempersatukan
Indonesia.
4. Indikator
1) Membuat ringkasan riwayat
hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional (misal R. A. Kartini, Dewi
Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
2) Membuat laporan tentang tokoh
pejuang yang ada di Provinsinya.
3) Memceritakan peristiwa Sumpah
Pemuda.
4) Memceritakan peranan masing-masing
tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
5) Menceritakan peranan Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.
Setelah guru memahami hal-hal diatas maka langkah selanjutnya adalah
berikut ini:
1. Menciptakan iklim yang
mengundang keterlibatan
Guru dalam iklim tahap ini
berusaha mendorong siswa berperan serta dan berbicara mengenai sumpah pemuda.
Guru menyeleksi pendapat-pendapat siswa mengenai sumpah pemuda tanpa celaan dan
penilaian. Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
2. Menyajikan masalah untuk
diskusi
Penyajian masalah dapat
berasal dari guru dan siswa dalam bentuk pertentangan sederhana mengenai sumpah
pemuda. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan guru adalah :
1) Memberikan pembenaran
perilaku siswa
2) Turut campur tangan jika
siswa cenderung ke arah mencela dan mengritik
3) Menugasi kelompok untuk
menjelaskan sumpah pemuda.
Kemudian, guru dan siswa
mengidentifikasi norma-norma sosial dari petistiwa sumpah pemuada yang dapat
dijadikan contoh yang baik bagi pembentukan sikap siswa dalam mengahadapi
masalah-masalah sosial.
3. Mengembangkan pertimbangan
nilai pribadi
Untuk dapat membuat
pertimbangan nilai pribadi, siswa harus mengidentifikasi nilai-nilai yang
terkandung dalam peristiwa sumpah pemuda. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai
berikut ini:
1) Nilai kebersamaan untuk
mencapai tujuan luhur
2) Nilai persatuan dan kesatuan
bangsa
3) Nilai kebulatan tekad untuk
mencapai kemerdekaan
4) Nilai menghargai pendapat dan
karya orang lain
4. Mengidentifikasi altematif
tindakan
Siswa menunjukkan nilai-nilai
dari peristiwa sumpah pemuda. Kemudian, siswa menyeleksi untuk dijadikan
alternatif tindakan dalam memecahkan masalah sosial sehari-hari. Nilai-nilai
yang ditemukan itu merupakan suatu hasil penggalian dari sumpah pemuda yang
dapat digunakan untuk menyikapi masalah-masalah sosial.
5. Merumuskan kesepakatan
Siswa merumuskan dan
menyepakati sikap dan perilaku serta menaatinya.
6. Perilaku tindak lanjut
Siswa menilai efektivitas
perilaku baru yang diperoleh dan memperkuatnya untuk tindakan-tindakan
mendatang.
Penggunaan metode
pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan personal dititikberatkan pada
usaha penggalian nilai-nilai peristiwa yang terjadi, kemudian siswa menyeleksi
dan mencoba untuk menerapkannya dalam menyikapi masalah sosial yang ada.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakan
latihan berikut!
1. Jelaskan apakah yang dimaksud :
1) Pendidikan personal;
2) Apa kelebihan dan
kekurangan pendekatan personal jika guru menerapkannya
2. Mengacu kepada pendapat Glasser metode pertemuan kelas terdapat
tiga tipe! Jelaskan!
3. Jika guru mau rnenerapkan metode pertemuan kelas, langkah-langkah
apakah yang harus dipikirkan dan diperhatikan?
Petunjuk jawaban latihan
Untuk menjawab latihan ini anda
harus mempelajari kembali cara merancang penggunaan metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan personal. Termasuk beberapa pedoman guru dan langkah-langkah
dalam menerapkan metode pertemuan kelas.
@@@ Antonius Gultom @@@
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
BAB V
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN SOSIAL
Oleh :
Antonius Gultom
PERTEMUAN KE -LIMA
Materi pada
kegiatan belajar berisi pokok-pokok bahasan sebagai berikut :
1.... Pengertian
pendekatan sosial.
2.... Cara
merancang penggunaan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan
pendekaian sosial.
3. Menerapkan penggunaan metode pembelajran IPS
SD yang berlandaskan pendekatan sosial.
A. PENGERTIAN PENDEKATAN SOSIAL
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah
sosial diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial
dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang
demokratis perlu dikembang untuk memperbaki masyarakat dalam arti
seluas-luasnya dan terus-menerus.
Berdasarkan dua asumsi diatas maka konsekuesi penggunaan metode
pembelajaran IPS SD harus membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan hubungan
dengan masyarakat yang pada gilirannya kelak akan mampu membangun masyarakat
dan mampu mengadakan hubungan antar pribadi.
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial yang
akan diambil sebagai contoh adalah hukum sosial. Metode ini berangkat dari
kenyataan bahwa siswa sering menghadapi masalah-masalah sosial. Fungsi sekolah
selain memecahkan masalah sosial juga memelihara dan menjaga nilai-nilai
sosial.
Dalam pelaksanaan metode mengajar inkuiri sosial siswa diatur dalam
bentuk struktur sosial. Siswa akan membentuk sistem sosial yang berubah dan
bergerak dari tahap yang satu ke tahap berikutnya. Siswa berusaha menemukan
jawaban sendiri atas masalahnya.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri sosial sebagai berikut :
1) Adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menimbulkan
terciptanya suasana diskusi.
2) Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3) Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Ketika proses inkuiri sosial berlangsung guru harus berperan sebagai
pembimbing. Dalam membimbing siswa guru janganlah sebagai pemberi perintah,
akan tetapi guru sebagai motivator dan reflector. Kegiatan yang harus dilakukan
guru sebagai pembimbing adalah berikut ini:
1) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menjelaskan kedudukan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Memberikan penjelasan tentang cara-cara belajar yang harus
dilakukan siswa
3) Memberikan penjelasan tentang cara-cara menyusun rencara kegiatan
yang akan dilakukan.
4) Membantu siswa dalam merumuskan setiap istilah yang ada pada
hipotesis.
5) Membantu siswa dalam memilih dan menyusun asumsi-asumsi yang akan
digunakan serta cara diskusi dan berpikir efektif dan objektif.
Tahap-tahap penerapan
metode inkuiri sosial adalah sebagai berikut :
1. Tahap Orientasi
Siswa dengan bantuan guru
mengambil dan menetapkan masalah sosial yang dijadikan pokok pembahasan.
Masalah sosial hendaknya masalah yang betul-betul menarik dan memerlukan
pemecahan secepatnya. Kemudian, siswa dengan bantuan guru merumuskan masalah
sosial dan membatasi ruang lingkup permasalahannya.
2. Tahap Hipotesis
Siswa bersama guru menyusun
hipotesis. Hipotesis ini sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis
yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Valid (sahih), yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
2) Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan
generalisasi pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat
diadakan pembuktian.
3. Tahap Definisi
Siswa mengadakan pembahasan
mengenai pengertian istilah yang terdapat pada hipotesis.
4. Tahap Eksplorasi
Siswa mengadakan pengujian
hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi
dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap Pembuktian Hipotesis
Siswa melakukan pembuktian
dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data
sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah data memenuhi syarat, kemudian
dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah
suatu hipotesis diuji secara empirik untuk dipastikan hipotesis diterima atau
ditolak.
6. Tahap Generalisasi
Siswa dengan bantuan guru
menyusun pernyataan yang benar-benar terbaik untuk pemecahan masalah.
B. MENERAPKAN PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas 5 semester I,
sebagai berikut :
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keadaan
penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2. Pokok Bahasan
Penduduk dan sistem
pemerintahan di Indonesia.
3. Hasil Belajar
1) Mengidentifikasi keadaan
penduduk di Indonesia.
2) Mendeskripsikan peran dan
tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator
1) Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan,
persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia.
2) Mengiterprestasi berbagai grafik penduduk.
3) Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
4) Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk
yang terjadi di Indonesia.
5) Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah dan
pemerintahan pusat.
6) Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi.
7) Memberikan contoh tugas dan tangggung jawab pemerintah terhadap
masyarakat.
Setelah kita memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Siswa dengan bantuan guru
mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk yang
meledak, golongan penduduk muda, persebaran tidak merata dan kepadatan yang
tinggi. Salah satu akibatnya adalah munculnya masalah sosial, yaitu kemiskinan
masih ditambah penodongan, pencurian, tuna susila dan tuna wisma. Rumusan
masalahnya adalah "Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan disuatu
daerah?". Jadi, masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan.
2. Tahap Hipotesis
Siswa dengan bantuan guru
menyusun hipotesis, sebagai berikut :
1) Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit,
mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
2) Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang
rendah, mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3. Tahap Definisi
Siswa membahas pengertian
dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
1) Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada
suatu daerah.
2) Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan untuk
mengolah sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
3) Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan
kemiskinan struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumher
daya alam terhadap kehidupan manusia rendah. Kemiskinan struktural/buatan
adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonomi, teknologi
dan pembangunan itu sendiri atau karena kelembagaan yang ada menyebabkan
sebagian masyarakat tidak memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai
sumber daya sehingga menjadi miskin.
4) Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti
pyramid, yaitu golongan penduduk usia muda jauh lebih besar dari pada usia
dewasa dan tua. Materi dan indikator : d, e, f dan g belum dibahas. Perlu
pembahasan tersendiri.
4. Tahap Eksplorasi
Siswa mengadakan pengujian
hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasinya
serta asumsi-asumsi yang mendasarinya.
5. Tahap Pembuktian
Siswa melakukan pembuktian
dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data
yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah data lengkap, kemudian
diadakan analisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya untuk dipastikan
apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
6. Tahap Generalisasi
Siswa dengan bantuan guru
menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, sebagai
berikut :
1) Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan
disuatu daerah.
2) Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya
kemiskinan disuatu daerah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman
mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebutkan 3 ciri pokok metode inkuiri sosial!
2) Ketika proses inkuiri sosial berlangsung guru harus berperan
sebagai pembimbing!
3) Dalam penerapan metode inkuiri sosial terdapat tahap hipotesis.
Sebutkan 3 syarat hipotesis yang baik!
@@@ Antonius Gultom @@@