Tuesday, July 8, 2025

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN II (DUA)

 




















Oleh :
Antonius Gultom
Generasi Memberkati Anak Bangsa






UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

 

1.      Rasmin Halawa

2.      Mitha Dembi Duppa

3.      Laura Grecia Sihombing

4.      Hizkia Wijaya Putra

 

Kasus:

Gereja x di kota y memulai sebuah program inovatif yang bernama " kreasi misi digital" yang bertujuan untuk mempromosikan misi gereja melalui plafom, media sosial dan media digtal lainnya. Untuk mendukung keberlanjutan pengutus gereja berencana untuk mengembangkan usaha sampingan berupaa pembuatan konten digital, pemilihan media sosial untuk komunitas , dan penjualan merchandise bertema misi kristen. Mereka berharap usaha inin bisa menjadi sumber dana untuk mendukung keegiatan misi da komunikasi gereja. Namnu, mereka menghadapi antangan dalam mengelola keuangan usaha, memasarkan produk, dan menjangkau target audiens secara efektif.

Soal:

1.      Tolong identivikasi peluang kewirausahaan yang dapat diambil oleh gereja X untuk mendukung program kreasi misi digital. sebutkan dan jelaskan minimal dua peluang tersebut.

 

Jawaban:

a.      Usaha Jasa Kreatif Digital Bertema Rohani

Gereja X dapat mengembangkan unit usaha jasa kreatif yang menyediakan layanan pembuatan konten digital rohani seperti desain grafis, video pendek reflektif, ilustrasi ayat Alkitab, hingga konten untuk media sosial bertema kekristenan. Layanan ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal gereja, tetapi juga dapat ditawarkan ke gereja lain, komunitas pelayanan, bahkan individu yang aktif di pelayanan digital.

b.      Penjualan Merchandise Tematik Kristen Melalui E-commerce
Gereja X dapat memanfaatkan tren e-commerce dan minat publik terhadap produk dengan makna spiritual melalui penjualan merchandise bertema misi Kristen seperti kaos dengan kutipan Alkitab, tote bag, mug, stiker, buku renungan, jurnal harian, dan aksesori lainnya. Produk-produk ini dapat dipasarkan melalui marketplace (Shopee, Tokopedia), media sosial, dan website resmi gereja.

 

2.      Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah strategis yang harus diambil oleh gereja X untuk memulai dan mengelola sampingan ini secara efektif?

 

Jawaban:

a.       Membentuk Tim Khusus Wirausaha Digital Gereja artinya: Gereja perlu membentuk tim inti yang terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang di bidang keuangan, pemasaran digital, desain konten, dan manajemen proyek. Tim ini bertugas merancang perencanaan bisnis, menjalankan operasional harian, serta mengevaluasi perkembangan usaha secara rutin.

b.      Menyusun Rencana Bisnis (Business Plan) Sederhana artinya: Gereja perlu membuat rencana bisnis yang jelas mencakup: Visi dan misi usaha digital, Target pasar yang dituju (segmen usia, komunitas Kristen, dll), Jenis produk dan layanan yang akan ditawarkan, Model pendanaan awal dan proyeksi pendapatan, Strategi pemasaran dan distribusi, dan Struktur biaya dan alur pengelolaan keuangan

c.       Mengembangkan Identitas dan Branding yang Kuat artinya: Branding adalah kunci agar produk dan konten dari Kreasi Misi Digital mudah dikenali dan diingat. Gereja perlu membangun identitas visual yang konsisten (logo, warna, gaya desain), serta menyampaikan pesan spiritual yang relevan dan inspiratif dalam setiap produk maupun konten yang dibuat.

d.      Mengelola Keuangan Secara Profesional dan Transparan artinya: Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan keuangan. Gereja sebaiknya menggunakan aplikasi akuntansi sederhana (misalnya: BukuKas, Wave, atau Excel terstruktur) untuk mencatat pemasukan, pengeluaran, stok, dan keuntungan. Selain itu, pemisahan antara dana gereja dan dana usaha juga sangat penting agar tidak terjadi konflik atau kesalahpahaman.

e.       Menentukan Saluran Distribusi dan Platform Penjualan artinya:  Gereja harus memilih platform digital yang paling efektif untuk menjangkau audiens. Misalnya: Instagram dan TikTok untuk promosi visual konten rohani, Marketplace (Shopee, Tokopedia) untuk menjual merchandise, WhatsApp/Telegram untuk komunitas dan pelanggantetapMasing-masing platform harus dikelola secara aktif dan konsisten.

f.       Melakukan Promosi Secara Konsisten dan Kreatif artinya: Gunakan konten yang menarik dan bermakna secara spiritual, seperti: Testimoni pemakai merchandise, Video behind-the-scenes pembuatan konten,
Gereja juga bisa memanfaatkan influencer Kristen atau jemaat yang aktif di media sosial untuk memperluas jangkauan promosi.

g.      Evaluasi dan Perbaikan Berkala artinya: Secara berkala (misalnya setiap bulan), tim perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja usaha: penjualan, engagement media sosial, pengelolaan keuangan, dan kepuasan audiens. Evaluasi ini akan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan dan pengembangan strategi selanjutnya.

 

3.      Apa saja aspek keuangan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan usaha ini agar usaha tetap berkelanjutan  dan bertanggung jawab secara etis?

Jawaban:

a.       Pemisahan Dana Usaha dan Dana Gereja

Penjelasan:
Harus ada pemisahan yang jelas antara dana gereja (yang digunakan untuk kegiatan pelayanan) dan dana usaha (yang berasal dari dan untuk kegiatan komersial seperti penjualan merchandise dan jasa digital). Hal ini penting agar tidak terjadi konflik kepentingan, dan untuk menjaga akuntabilitas penggunaan dana.

b.      Pencatatan Keuangan yang Transparan dan Teratur

Penjelasan:
Setiap transaksi—baik pemasukan maupun pengeluaran—harus dicatat secara rutin dan sistematis, misalnya menggunakan aplikasi pembukuan sederhana seperti BukuKas, Excel, atau WaveApps. Laporan keuangan ini sebaiknya dibuat bulanan dan bisa dipertanggungjawabkan kepada jemaat atau dewan gereja untuk menjaga kepercayaan publik.

c.        Penyusunan Anggaran dan Proyeksi Keuangan

d.      Penjelasan:
Gereja perlu membuat anggaran tahunan/bulanan untuk usaha ini, termasuk proyeksi pendapatan, biaya produksi (misalnya biaya sablon kaos, pengiriman, dll), biaya operasional (gaji tim konten, iklan digital), serta dana cadangan. Ini akan membantu menghindari pengeluaran impulsif dan memastikan bahwa keuangan dikelola secara bijak.

e.       Pengendalian Biaya dan Efisiensi Operasional.

Penjelasan:
Untuk menjaga keberlanjutan, penting bagi usaha ini untuk menjaga efisiensi: memilih vendor yang kompetitif, menggunakan metode pre-order untuk menghindari stok menumpuk, dan memanfaatkan relawan kreatif dari jemaat untuk menekan biaya tenaga kerja. Evaluasi rutin terhadap biaya juga harus dilakukan agar usaha tetap hemat dan efisien.

f.       Audit Internal dan Laporan Pertanggungjawaban

Penjelasan:
Setiap kuartal atau tahun, sebaiknya dilakukan audit internal sederhana untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan dana. Laporan keuangan juga bisa dipublikasikan dalam bentuk ringkasan kepada jemaat sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas etis.

 

g.      Pemanfaatan Keuntungan untuk Tujuan Pelayanan.

Penjelasan:
Sebagian keuntungan dari usaha ini harus dialokasikan secara jelas untuk mendukung misi dan kegiatan komunikasi gereja, sesuai tujuan awal dibentuknya program ini. Dengan begitu, usaha tetap sejalan dengan nilai-nilai etis dan spiritual gereja, dan tidak berubah menjadi usaha yang hanya berfokus pada profit.

h.      Kepatuhan terhadap Perpajakan dan Regulasi

Penjelasan:
Meskipun dilakukan oleh gereja, usaha yang bersifat komersial tetap perlu memperhatikan aturan perpajakan dan hukum usaha kecil (UMKM). Gereja harus memastikan semua transaksi legal dan sesuai regulasi agar tidak menghadapi masalah hukum di kemudian hari.

 

4.      Bagaimana dapat memanfaatkan media sosial dan plafom digital lainnya untuk memasarkan produk dan jasa dari usaha ini agar menjangkau audiens yang lebih luas?

Jawaban:

a.       Menentukan platform yang tepat sesuai target audiens

b.      Membuat konten berkualitas yang relevan dan konsisten.

c.       Memanfaatkan influencer atau tokoh kristen digital

d.      Menggunakan fitur iklan berbayar (digital ads)

e.        membuat website atau toko online

f.       Mengajak jemaat terlibat sebagai promotor digital

g.      Mengadakan kegiatan interaktif digital

 

5.      Seorang pengurus ingin memastikan bahwa usaha ini tetap sesuai dengan nilai-nilai Kristen dan tidak mengurangi integritas misi gereja. Bagaimana cara mengelola aspek moral dan etika dalam pengembangan usaha ini?

jawaban:

a.     Menetapkan landasan nilai kristen sebagai pedoman usaha

b.     Memastikan bahwa misi rohani tetap menjadi tujuan utama

c.      Menghindari komersialisasi iman

d.     Menjaga transparansi dan akuntabilitas

e.      Memberi upah yang adil dan menghindari eksploitasi

f.       Menyaring konten agar tidak menyesatkan atau sensasional

g.     Berdoa dan melibatkan jemaat dalam pengambilan keputusan





UJIAN AKHIR SEMESTER

 KEWIRAUSAHAAN-2

Nama-nama Kelompok :

1.         Obernando Hulu

2.         Lady Samuella br Barus

3.         Flora Damanik

4.         Debora Cesia Natalia

5.         Honisa

 

Kasus:

Gereja X dj Kota Y memulai sebuah program inovatif yang bernama "Kreasi Misi Digital,' yang bertujuan untuk mempromosikan misi gereja melalui platform media sosłal dan media digital lainnya. Untuk mendukung keberlanjutan program init program inovatif yang bernama "Kreasi Misi Digital,' yang bertujuan untuk mempromosikan misi gereja melalui platform media sosłal dan media digital lainnya. Mereka berharap usaha ini bisa menjadi sumber dana untuk mendukung kegiatan misi dan komunikasi gereja, Namun, mereka menghadapi tantangan dałam mengelola keuangan usaha, memasarkan produk, dan menjangkau target audiens secara efektif.

Soal Studi Kasus.

1.         Identifikasi peluang kewirausahaan yang dapet diamtil deh Gereja X untuk mendukung prcgram "Kreasi Misi Digital” Tuliskan dan jelaskan minimal dua peluang tersebut,

2.         Sebutkan dan jelaskan langkah-largkah strategis yang harus diambil oleh Gereja X untuk memulai dan mengelola usaha sampingan ini secara efektif.

3.         Apa saja aspek keuangan yang pertu diperhatikan dalam pengelolaan usaha ini agar usaha tetap berkelanjutan dan bertanggung jawab secara etis?

4.         Bagaimana gereja dapat memanfaatkan media sosial dan platfcm digital lainnya untuk  memasarkan produk dan jasa dari usaha ini agar menjangkau audiens yang lebih luas?

5.         Seorang pengurus ingin memastikan bahwa usaha itu tetap sesuai dengan nilai-nlai Kristen dan tidak mengurangi integritas misi gereja, Bagaimana caranya mengelola aspek moral dan etika dalæn pengembargan usaha ini?

 

Jawab:

1.         Ada pun peluangnya ialah:

1)        Pengembangan Program Inovatif “Kreasi Misi Digital” sebagai Usaha Kreatif Berbasis Media Sosial dan Digital

Penjelasannya:

a.         Program ini tidak hanya bersifat pelayanan rohani, tapi juga bisa dikembangkan menjadi unit usaha kreatif yang menyediakan jasa pembuatan konten digital, seperti video renungan, podcast, desain grafis bertema Kristen, dan promosi kegiatan gereja.

b.        Program ini bisa menjadi sumber penghasilan dengan menjual konten ke gereja lain, komunitas Kristen, sekolah-sekolah Kristen, bahkan pribadi-pribadi yang membutuhkan jasa konten rohani.

c.         Selain berdampak pelayanan, program ini bisa dimonetisasi melalui media digital seperti YouTube, Instagram (endorsement), dan kerja sama dengan brand-brand merchandise rohani.

Jadi, program ini dapat dikembangkan menjadi usaha kreatif berbasis pembuatan konten dan media digital bertema rohani yang menghasilkan dana bagi misi gereja.

2)        Pengembangan Solusi dari Tantangan Pengelolaan Keuangan, Pemasaran Produk, dan Menjangkau Audiens

Dari tantangan yang disebutkan di kasus: ”Mereka menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan usaha, memasarkan produk, dan menjangkau target audiens secara efektif.”

Di balik tantangan itu sebenarnya tersembunyi peluang, yaitu:

a.         Peluang menciptakan sistem manajemen keuangan digital yang sederhana dan transparan khusus untuk usaha gereja berbasis digital. Misalnya, menggunakan aplikasi kas online (seperti BukuKas, Jurnal.id, atau Excel berbasis cloud) untuk memudahkan pencatatan keuangan usaha.

b.        Peluang membuka layanan konsultasi digital marketing untuk gereja dan komunitas Kristen lainnya. Karena Gereja X mengalami tantangan dalam pemasaran, maka dengan mengembangkan keahlian di bidang ini, mereka tidak hanya menyelesaikan masalah internal, tetapi juga bisa menawarkan jasa ini ke gereja atau komunitas Kristen lain yang menghadapi masalah serupa.

c.         Peluang memperluas audiens lewat kerja sama digital dengan influencer Kristen, komunitas online, marketplace, dan media digital lokal untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Jadi, Tantangan yang dihadapi membuka peluang bagi Gereja X untuk menciptakan sistem manajemen keuangan digital, jasa digital marketing, dan kerja sama media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

 

2.         Langkah-langkah strategis yang harus diambil oleh gereja x untuk memulai dan mengelola usaha sampingan “kreasi misi digital” secara efektif, yaitu;

1)        Membentuk tim pengelola usaha yang kompeten

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membentuk sebuah tim khusus yang bertanggung jawab dalam mengelola usaha ini. Tim ini sebaiknya beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian di bidang pembuatan konten digital, keuangan, pemasaran, dan komunikasi media sosial. Dengan adanya tim yang kompeten, usaha dapat berjalan lebih terarah, terstruktur, dan profesional.

2)        Menyusun rencana usaha secara tertulis yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan usaha.

3)        Menyiapkan modal awal dan sistem pengelolaan keuangan yang menjamin usaha berjalan profesional dan transparan.

4)        Melakukan produksi konten dan peluncuran awal yang memperkenalkan usaha dan produk kepada masyarakat.

5)        Menyusun strategi pemasaran digital yang menjangkau audiens yang lebih luas melalui media sosial.

6)        Melakukan evaluasi secara berkala yang mengukur keberhasilan dan memperbaiki kekurangan usaha.

7)        Menyusun pedoman etika usaha berbasis nilai kristen

Langkah terakhir adalah menyusun pedoman etika usaha yang berlandaskan nilai-nilai kekristenan. Hal ini bertujuan agar usaha yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga tetap menjaga kesaksian iman dan nilai-nilai pelayanan. Misalnya, usaha harus mengutamakan kejujuran, pelayanan, dan tidak menjual produk atau jasa yang bertentangan dengan ajaran Alkitab.

 

3.         Dalam mengelola usaha sampingan berbasis digital seperti Kreasi Misi Digital, pengelolaan keuangan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan secara serius. Keuangan yang tertata rapi bukan hanya untuk menjamin keberlanjutan usaha, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan jemaat serta memastikan bahwa usaha tetap sesuai dengan nilai-nilai etika Kekristenan.

Adapun aspek-aspek keuangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1)        Pemisahan keuangan usaha dan keuangan gereja yang menghindari kebingungan dan menjaga akuntabilitas.

2)        Penyusunan anggaran yang jelas dan realistis yang menjadi pedoman keuangan yang terukur dan realistis.

3)        Pencatatan keuangan yang rinci dan transparan yang mempermudah evaluasi dan pengendalian usaha.

4)        Pengelolaan keuntungan secara bertanggung jawab yang mendukung keberlanjutan usaha dan pelayanan gereja.

5)        Menyediakan dana cadangan (dana darurat) yang mengantisipasi risiko usaha di masa mendatang.

6)        Audit keuangan dan pelaporan kepada jemaat yang menjaga etika, transparansi, dan kepercayaan jemaat

4.         Agar usaha Kreasi Misi Digital berjalan efektif dan dikenal oleh masyarakat luas, gereja perlu memanfaatkan media sosial dan berbagai platform digital secara maksimal. Saat ini, media digital bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga media pemasaran yang terbukti efektif, murah, dan bisa menjangkau audiens lintas daerah, bahkan lintas negara.

Berikut cara-cara yang dapat dilakukan:

1)        Menggunakan platform media sosial populer dengan tujuan untuk menjangkau berbagai kalangan dan usia.

2)        Membuat konten menarik, kreatif, dan konsisten dengan tujuan untuk menarik perhatian dan membangun citra positif usaha.

3)        Menggunakan fitur promosi berbayar (Ads) di media dengan tujuan untuk memperluas jangkauan pemasaran secara efektif.

4)        Menjalin kerja sama dengan influencer dan komunitas online dengan tujuan untuk memperluas jaringan promosi melalui pihak ketiga.

5)        Memanfaatkan marketplace dan website sendiri dengan tujuan untuk menjangkau pasar lebih luas di luar komunitas gereja.

6)        Membentuk komunitas digital jemaat dan pelanggan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas dan relasi dengan pelanggan

5.      Dalam pengembangan usaha Kreasi Misi Digital, penting sekali untuk memastikan bahwa setiap aktivitas usaha tetap berjalan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Kristen. Usaha gereja bukan sekadar mencari keuntungan materi, tetapi juga menjadi sarana pelayanan yang bermartabat. Oleh sebab itu, perlu ada pengelolaan aspek moral dan etika yang terencana agar integritas misi gereja tetap terjaga.

Berikut cara-cara yang dapat dilakukan:

1)        Menyusun pedoman etika usaha berbasis nilai kekristenan yang menjadi panduan etis bagi tim usaha.

2)        Melibatkan pengawasan dari majelis atau dewan etika gereja yang mengawasi dan mengevaluasi usaha secara moral.

3)        Mengutamakan tujuan pelayanan di atas keuntungan

Menjaga motivasi usaha tetap pelayanan, bukan profit semata

4)        Menyediakan laporan keuangan dan kegiatan secara terbuka

Membangun kepercayaan dan akuntabilitas jemaat.

5)        Memastikan produk dan konten tidak bertentangan dengan nilai Injil

Menjamin usaha tidak bertentangan dengan ajaran Kristen.

 

Nama Kelompok 3:    Armanius Nduru

                                   Angel Barus

                                   Camsia Silalahi

                                   Kristin Simanjuntak

M. Kuliah : UAS Kewirausahaan

STUDI KASUS:

Gereja X di kota Y memulai sebuah program inovatif yang bernama “kreasi misi digital”,

yang bertujuan untuk mempromsikan misi gereja melalui platform media sosial dan media

digital lainnya. Untuk mendukung keberlanjutan program ini, pengurus gereja berencana

mengembangkan usaha sampingan berupa pembuatan konten digital, pelatihan media sosial

untuk komunitas, dan penjualan merchandise bertema misi Kristen. Mereka berharap usaha

ini bisa menjadi sumber dana untuk mendukung kegiatan misi dan komunikasi gereja.

Namun, mereka menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan usaha, memasarkan

produk, dan menjangkau target audiens secara efektif.

 

SOAL:

1. Identifikasi peluang kewirusahaan yang dapat diambil oleh gereja X untuk

mendukung program “kreasi misi digital”. Sebutkan dan jelaskan minimal dua

peluang tersebut.

2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah strategis yang harus diambil oleh gereja X

untuk memulai dan mengelola usaha sampingan ini secara efektif.

3. Apa saja aspek keuangan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan usaha ini agar

usaha tetap berkelanjutan dan bertanggung jawab secara etis?

4. Bagaimana gereja dapat memanfaatkan media sosail dan platform digital lainnya

untuk memasarkan produk dan jasa dari usaha ini agar menjangkau audiens yang

lebih luas?

5. Seorang pengurus ingin memastikan bahwa usaha ini tetap sesuai dengan nilai-nilai

Kristen dan etika dalam pengembangan usaha ini.

 

JAWABAN:  

1.      Peluang kewirausahaan

1)      Membuat Konten dimedia Sosial

Contoh: Renungan harian dan kata kata motivasi, dengan membuat konten yang berisikan kata motivasi yang berisi misi digital akan membuka peluang untuk bisa menjangkau orang lebih banyak lagi. Pada jaman sekarang ini adalah jaman era digital, dan tentunya semua orang pasti memiliki media sosial, oleh karena itu melalui konten yang dibuat dapat menjangkau orang lain lebih banyak.

2)      Menjual merchandise

seperti: kaos, gelang, tootbag, topi, tumbler,

alasan: Mendapat penghasilan untuk membantu pelayanan gereja

 

2.      Langkah langakah strategis

a.       Membentuk tim yang profesional : Gereja mempersiapkan orang orang yang ahli dalam mengelola  usaha, seperti konten kreator, administrasi, desain,

b.      Membuat nama, merk, dan logo usaha

c.       Mengurus izin usaha

d.       Membuat rencana bisnis dan model operasional

e.        Membuat SOP: sebagai aturan yang mengikat serta cara berjalannya sebuah usaha dengan baik.

f.       Membuat rencana keuangan dan menghitung modal awal bisnis

g.      Pemasaran dan jaringan: Pemasaran dapat dilakukan dengan cara survei pasar dan promosi dalam media sosial

h.       Monitoring dan Evaluasi: Brifing untuk mengevaluasi hasil kinerja dan rencana kedepannya seperti apa.

 

3.      Aspek yang harus diperhatikan dalam keuangan

a.       Membedakan keuangan gereja dengan keuangan bisnis

b.       Membuat Evaluasi keuangan setiap melakukan suatu produksi

c.       Menghitung modal, keuntungan, sebelum memulai produksi

d.       Membuat laporan rutin: membuat laporan setiap hari dan membuat pemeriksaan keuangan satu bulan sekali.

e.        Pembayaran dilakukan secara tunai

f.       Menghindari pemanfaatan keuntungan dengan hal hal pribadi

g.       Membuat simpanan atau investasi

 

4.      Penggunaan media sosial untuk menjangkau audiens

a.       Menggunakan digital dengan baik

contoh: menjadikan website sebagai pusat informasi, membuat usaha di daftar Google bussines

b.      Membuat Konten beragam, dengan membagikan foto, video, reels, workshop dan testimoni kepada pelanggan serta membuat live streaming.

c.        Membuat Plafrom yang sesuai seperti: tiktok, Youtube, Instagram, toko pedia,

d.       Melibatkan jemaat sebagai volintier

e.        Membuat be Hand the ship pembuatan produk

 

5.      Nilai nilai kristen

a.       Menetapkan visi dan misi yang berlandaskan nilai kristen (kejujuran, keadilan, kasih terhadap sesama, tanggung jawab, pelayanan).

contohnya: menjalankan uasaha secara jujur, adil dan melayani masyarakat sesuai dengan ajaran kristus

b.      menjaga etika usaha dakam setiap aspek dan menghindari manipulasi harga, janji palsu atau praktik yang bisa menodai kesaksian gereja.

c.        Kepemimpinan yang menjadi teladan:

setiap anggota harus menjadi contoh dalam kejujuran dan integritas, etos kerja tinggi dan pengambilan keputusan yang bijaksana.

d.       Mengedepankan Kesejahteraan dan Martabat Karyawan:

sejalan dengan ajaran Kristen bahwa setiap manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (kej1:27-28) Penguasaha harus memberi upah yang layak, menyediakan lingkungan kerja yang aman, mengembangkan potensia dan kemampuan karyawan.

e.        Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan:

contohnya: terlibat dalam kegiatan sosial, menjaga kelestarian lingkungan hidup

f.       Mengintegrasikan Iman dalam praktis bisnis.

Contohnya: mengawali rapat dengan doa, mengadakan pembinaan rohani terhadap karyawan, menyediakan waktu untuk pelayanan sosial.



Kelompok Pembanding







Oleh :
Antonius Gultom
Generasi Memberkati Anak Bangsa









No comments:

Post a Comment